Geofisika UI Mengikuti Schlumberger Petrel Workshop

HMGF UI telah melakukan Schlumberger Petrel Workshop yang diinisiasi oleh HMGF UI 2018 divisi Departemen Keprofesian di Sapphire Room (Schlumberger – Jakarta Learning Center), Wisma Mulia, Jakarta Selatan pada Kamis, 23 Agustus 2018.

Workshop yang dimulai pukul 09.00 WIB dan berakhir pada pukul 16.00 WIB dihadiri oleh 20 mahasiswa HMGF UI yang terdiri dari angkatan 2014 hingga angkatan 2017. Ian Arthur Kainama selaku instruktor pada workshop memimpin dan menerangkan materi mengenai perangkat lunak milik Schlumberger, Petrel.

Petrel merupakan perangkat lunak yang digunakan secara luas di bidang eksplorasi dan produksi industri petroleum. Perangkat lunak yang sudah dikembangkan pertama kali sejak 1996 ini dapat digunakan untuk menginterpretasi data seismik, membuat model reservoir, menghitung volum, membuat map dan desain untuk memaksimalkan eksploitasi reservoir, dan lain-lain (2002, itredaktor.com).

Agenda workshop ini secara garis besar terdiri atas 4 poin utama, yaitu pembahasan mengenai Seismic Well Tie, Seismic Interpretation & Mapping, Seismic Attributes: Volume and Surface, Velocity Modeling & Data Conversion.

Seismic Well Tie

Seismic Well Tie dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai proses pengikatan data sumur terhadap data seismik. Seismic Well Tie terbagi atas 3 garis besar tahap yaitu Preconditioning Data, Sonic Calibration, dan Synthetic Generation.

 Checkshot Data sangat penting untuk menghasilkan Synthetic Seismogram, menghasilkan data hubungan antara waktu dan kedalaman, serta dalam prosesnya harus terus menerus dilakukan QC (Quality Control) terhadap checkshot data sebelum data diimport dan diproses lebih lanjut.

Setelah tahap Preconditioning Data, selanjutnya dilakukan Sonic Calibration yang tujuan utamanya adalah mencocokkan data seismik (checkshot) dalam waktu dan mengintegrasi data waktu sonic pada setiap titik kedalaman di sumur. Tahap akhir dari proses pertama ini adalah Synthetic Generation sebagai jembatan antara informasi geologi yang telah didapatkan (data sumur dalam kedalaman (m)) dengan data geofisika (data seismik dalam waktu (s)).

Tahap ini akan menghasilkan data hubungan waktu dan kedalaman dengan baik serta dapat memudahkan penginterpretasi dalam mengetahui respon seismik pada litologi dan fluida di sumur yang diteliti.

Seismic Interpretation & Mapping

Tahap kedua akan menghasilkan interpretasi horison bawah permukaan bumi yang membutuhkan berbagai teknik yaitu Manual Interpretation, Guide Autotracking, Seeded 2d Autotracking, Seeded 3d Autotracking, Autotrack inside polygon, Active box autotracking, paintbrush autotracking, dan interpolate inside polygon.

Seismic Attributes: Volume and Surface

Atribut yang dimaksud adalah data penghitungan yang merupakan turunan dari data seismik. Atribut seismik digunakan untuk membantu proses interpretasi dalam berbagai skala, dimulai dari menganalisa sistem terdeposisi secara regional hingga pemetaan secara detail dari sebuah struktur, stratigrafi hingga sifat batuan.

Pada workshop kali ini berbagai atribut yang dibutuhkan untuk membuat permukaan digunakan sebaik mungkin dan dihasilkan model permukaan

Velocity Modeling & Data Conversion

Pada tahap terakhir ini seluruh peserta dapat memahami berbagai cara untuk :

  1. create and edit surfaces from seismic horizon,
  2. create a velocity model an perform domain conversion,
  3. definy velocity model intervals,
  4. create a velocity model intervals,
  5. create a velocity model with uncertainty,
  6. perform a depth conversion using the active velocity model,
  7. perform a general depth conversion.

sumber : https://hmgfui.com/2018/08/25/geofisika-ui-mengikuti-schlumberger-petrel-workshop/