Pakar Anggrek Destario Metusala Raih Gelar Doktor Biologi FMIPA UI

Rabu (11/7), Destario Metusala pakar dan peneliti anggrek dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia berhasil meraih gelar doktor  Program Pascasarjana Biologi FMIPA UI dengan predikat CumLaude setelah sukses menyelesaikan dan mempertahankan disertasinya dalam Sidang Promosi Doktor Universitas Indonesia dengan judul “Studi Potensi Adaptasi Terhadap Stres Kekeringan Akibat Perubahan Iklim Pada Komunitas Anggrek Tropis Indonesia Berdasarkan Analisis Ciri Anatomi dan Fisiologi”.

Dalam disertasinya tersebut taksonom Kebun Raya Purwodadi itu menjelaskan penelitiannya tentang ancaman stres kekeringan pada salah satu kelompok tumbuhan penting di ekosistem tropis yakni Komunitas Anggrek (Orchidaceae).

Hal ini dilatar belakangi perubahan iklim dunia yang telah mengakibatkan peningkatan frekuensi dan intensitas stres kekeringan di berbagai kawasan di dunia. Beberapa penyebabnya adalah anomali El-Nino, peningkatan suhu permukaan laut tropis, dan penurunan frekuensi hujan.

Peningkatan frekuensi dan intensitas stres kekeringan di kawasan hutan tropis basah merupakan ancaman paling utama terhadap tumbuhan di dalamnya. Hal tersebut menyebabkan perubahan fungsi fisiologi normal tumbuhan secara cepat.

Tingginya tingkat ancaman kepunahan terhadap berbagai spesies anggrek menyebabkan kelompok tersebut menjadi salah satu prioritas konservasi tumbuhan di dalamnya.

Komunitas anggrek telah berevolusi dengan mengembangkan dua bentuk hidup dominan, yaitu epifit dan terestrial. Perbedaan bentuk hidup antara epifit dan terestrial diketahui berpengaruh terhadap perbedaan karakter ekologi habitat tumbuh serta kemampuan untuk beradaptasi terhadap stres kekeringan.

Lebih lanjut pria yang akrab disapa dengan nama Rio ini menjelaskan salah satu pendekatan efektif dalam upaya mengevaluasi tingkat adaptasi tumbuhan terhadap stres kekeringan yaitu melalui studi anatomi dan fisiologi. Hal ini, kata Rio untuk membandingkan tingkat adaptasi terhadap stres kekeringan pada berbagai spesies tumbuhan.

“Pendekatan aspek anatomi dan fisiologi merupakan hal penting untuk mendapatkan presepsi menyeluruh terkait mekanisme tumbuhan pada kondisi keterbatasan air”. Imbuhnya.

Dengan demikian, penelitian anatomi dan respon fisiologi pada berbagai spesies anggrek tropis di Indonesia diharapkan dapat memberikan pengetahuan terkait tingkat adaptasi maupun kerentanan terhadap stres kekeringan.

Rio yang juga merupakan penemu beberapa spesies anggrek ini mengungkapkan, riset tentang keragaman anggrek menjadi prioritas Kebun Raya Purwodadi dan Universitas Indonesia lewat program Indigenous Studies. Spesies-spesies tersebut juga bisa dideskripsikan berkat keaktifan organisasi kemahasiswaan Canopy (Departemen Biologi, Universitas Indonesia) dalam membantu proses pengamatan habitat dan pencatatan record populasi.