Mahasiswa Program Studi Sarjana Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) Benedictus Krisnandaru Aji, bersama timnya yang berasal dari lintas fakultas di UI yakni, Adinda Gadis Arifia (Manajemen FEB UI 2021), dan Hylda Mirna Evangelyn Silalahi (Manajemen FEB UI 2021) berhasil menjadi juara 1 pada Gadjah Mada Business Case Competition 2023.

Ketiganya tergabung sebagai Tim Market Makers mewakili Universitas Indonesia dalam ajang bergengsi itu. Adapun kompetisi ini merupakan kompetisi bisnis tingkat internasional yang diselenggarakan oleh program studi Manajemen, Universitas Gadjah Mada dengan tema yang diangkat adalah “Empowering Youth in Sustaining Corporate Responsibility and Growth Strategy Towards SDGs of 2030”.

Sebagai salah satu kompetisi bergengsi di Indonesia, terdapat ratusan tim peserta dari berbagai negara di Asia Tenggara yang turut berpartisipasi dalam kompetisi ini. Dalam tahapannya, para peserta mengirimkan proposal bisnis mereka, yang kemudian akan diseleksi melalui beberapa tahap, Preliminary Round, Semifinal Round, dan Final Round. Pemenang terpilih akan dibagi dalam beberapa kategori, yaitu juara 1, juara 2, juara 3, serta penghargaan khusus seperti best team presentation dan best speaker. Pada kompetisi ini, para peserta ditantang untuk menyelesaikan kasus atau permasalahan bisnis yang diajukan oleh instansi atau perusahaan (case contributor), yaitu Asuransi Astra.

Pada tahap awal, yaitu Preliminary Round, para peserta diberikan kasus mengenai CSR (Corporate Sustainability Responsibility) dan ESG (Environmental Social Governance) oleh Asuransi Astra yang harus diselesaikan melalui rancangan proposal bisnis. Tim yang lolos dari tahap ini akan lanjut ke Semifinal Round. Pada Semifinal Round, seluruh tim dibagi ke dalam tiga kelompok breakout room. Setiap kelompok breakout room berisikan lima tim yang akan saling beradu gagasan, argumen, dan inovasi dalam sesi pitching dan debat bisnis. Adapun Preliminary Round dan Semifinal Round diadakan secara daring (online).

Lima tim dengan nilai tertinggi akan maju ke Final Round, yang diselenggarakan secara luring (offline) di Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada. Final Round diselenggarakan selama dua hari. Pada hari pertama, para finalis mendapatkan kesempatan mentoring dari para business professional mengenai Mastering the Art of Impactful Presentation dan sesi feedback terkait materi presentasi yang akan dibawakan. Sedangkan hari kedua menjadi puncak acara dari Gadjah Mada Business Case Competition 2023, di mana para finalis mempresentasikan (pitching) rancangan produk atau program yang diharapkan mampu diimplementasikan oleh Asuransi Astra. Sesi final pitching dihadiri oleh dua dosen senior FEB UGM dan dua perwakilan dari Asuransi Astra (Head of Public Relation dan Product Development). Rangkaian Final Round dilaksanakan di Pertamina Tower, FEB UGM. Pengumuman pemenang juga diumumkan pada hari yang sama pada sesi Dinner and Awarding Night yang diadakan di Horaios Malioboro Yogyakarta Hotel. 

Tim Market Makers menghadirkan inovasi unik dalam kompetisi ini. Mereka mengembangkan solusi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas ESG (Environmental Social Governance) dan CSR (Corporate Sustainability Responsibility) Asuransi Astra melalui tiga aspek utama: Portfolio, People, dan Public Contribution. Tiga aspek tersebut dikemas dalam solusi berjudul ‘Triple P Roadmap’ yang terdiri dari tiga usulan. Pertama, mereka mengusulkan produk asuransi Parametric Insurance yang ditargetkan untuk pelaku usaha tani, dimana produk ini bertujuan untuk memberikan perlindungan usahatani terhadap ancaman perubahan iklim dengan biaya premi terjangkau dan cakupan yang fleksibel. Kedua, mereka mengusulkan program ‘Shared Values’ yang melibatkan karyawan dalam CSR, melalui kolaborasi antara perusahaan, karyawan, dan NGO untuk meningkatkan kontribusi sosial. Ketiga, mereka menciptakan program #LewatPremiKamuPeduli yang mengalokasikan sebagian premi nasabah untuk program ESG dan CSR, membangun hubungan jangka panjang dengan nasabah, dan berkontribusi pada peningkatan indeks ESG dan CSR Asuransi Astra. Dengan demikian, internal Asuransi Astra dan nasabah dapat bersinergi untuk mewujudkan keberlanjutan.

Benedictus menceritakan perjuangan di balik kesuksesan timnya yang tidak terlepas dari kontribusi masing-masing anggota. Berbagai perencanaan disusun secara bersama-sama seperti marketing plan, implementation timeline, budgeting, risk and mitigation, dan sebagainya. Hal ini memungkinkan mereka untuk bertukar informasi hingga temuan baru.

“TIm kami memiliki spesialisasinya masing-masing dalam menganalisis suatu permasalahan bisnis. Saya menganalisis bisnis dari aspek product, Hylda menganalisis dari aspek market, sedangkan Adinda Gadis menganalisis aspek finansial perusahaan” ungkap Benedictus.

Hal yang membuat tim ini unik dibandingkan tim lainnya terletak pada orientasi masyarakat tertuju. Sebagian besar peserta lain berfokus pada pengembangan produk asuransi mobil listrik (EV Insurance) yang berorientasi pada masyarakat menengah ke atas. Sebaliknya, Tim Market Makers justru berfokus pada masyarakat marjinal. Dengan solusi Parametric Insurance, Benedictus dan kedua rekannya mampu memenuhi ekspektasi pasar dengan menawarkan affordable premium price dan insufficient coverage (flexible coverage) serta berkontribusi dalam mengatasi isu inklusivitas dalam asuransi.

Sejatinya, sebuah kompetisi tidak luput dari adanya tantangan. Benedictus mengungkapkan bahwa salah satu tantangan utama yang dihadapi timnya adalah menggabungkan konsep ESG dengan produk inclusive insurance. Menurutnya, inclusive insurance memerlukan pendekatan dan perhitungan yang lebih komprehensif untuk menghadirkan produk asuransi dengan biaya terjangkau, memuaskan nasabah, serta mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, baik dari segi profit maupun ESG. Selain itu, format kompetisi yang melibatkan sesi debat bisnis antar tim pada Semifinal Round menjadi tantangan tersendiri.

Pengalaman dalam Gadjah Mada Business Case Competition memberikan banyak pelajaran berharga bagi Tim Market Makers. Mereka merasa bahwa kompetisi ini membantu mereka mengembangkan business acumen atau ketajaman menganalisis bisnis yang akan berguna bagi karier mereka di masa depan. Selain itu, penting pula bagi seorang mahasiswa untuk meningkatkan self value.

“Salah satu motivasi saya untuk mengikuti kompetisi adalah untuk meningkatkan self value. Saya beranggapan bahwa self value dapat meningkat seiring dengan meningkatnya frekuensi tantangan, pengalaman, serta kemauan untuk keluar dari zona nyaman. Walaupun memiliki background studi yang berbeda, namun melalui kompetisi bisnis, saya dapat memperoleh banyak informasi dan ilmu di luar MIPA dan Geografi itu sendiri.” ungkap Benedictus.

Pada akhir sesi wawancara dengan Humas FMIPA UI, Benedictus juga memberi pesan untuk mahasiswa FMIPA UI lainnya bahwa pengembangan diri dapat dilakukan melalui berbagai macam cara. Hal yang terpenting adalah bagaimana individu dapat menanamkan prinsip “Live your life like there is no tomorrow. Stay hungry, stay foolish.”, agar selalu memanfaatkan segala kesempatan dan memberikan yang terbaik.

Sebagai informasi, Gadjah Mada Business Case Competition adalah kompetisi bisnis internasional tahunan tingkat sarjana yang diselenggarakan oleh mahasiswa manajemen FEB UGM. Pada tahun ini, kompetisi tersebut mengangkat tema “Empowering Youth in Sustaining Corporate Responsibility and Growth Strategy Towards SDGs of 2030” dengan PT Asuransi Astra Buana (Asuransi Astra) sebagai case contributor.

Adapun timeline dari kompetisi tersebut adalah Registrasi (3-26 April 2023), Rilis Kasus (27 April 2023), Preliminary Round (27 April – 14 Mei 2023), Kunjungan Virtual ke PT Asuransi Astra Buana (20 Mei 2023), Pengumuman Semifinalis (20 Mei 2023), Pertemuan Teknis Semifinal (23 Mei 2023), Semifinal Round (27 Mei 2023), Pengumuman Finalis (31 Mei 2023), Pertemuan Teknis Final (2 Juni 2023), Final Round di Jogja (11-12 Juli 2023), dan Malam Penghargaan (12 Juli 2023).

 

Kontributor Humas FMIPA UI : Arrizqy Nadya Khairunissa (Geografi 2019)