Diary Parakan Salak

Puncak curah  hujan terjadi akhir Januari hingga awal Februari 2016. Prakiraan tersebut dikemukakan Andi Eka Sakya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada Sabtu 23 Januari 2016. Walau demikian, kegiatan Pre-Fieldtrip Geosains (PFG) 2016 tetap dilaksanakan dari tgl 1-3 Februari 2016 di Parakan Salak, Kabupaten Sukabumi. Rupanya prakiraan tersebut benar-benar terbukti. Parakan Salak diguyur hujan sepanjang hari.

PFG 2016 diikuti oleh 76 mahasiswa Program Studi S1 Geologi dan Program Studi S1 Geofisika, FMIPA-UI. Acara ini juga dihadiri oleh beberapa dosen antara lain Supriyanto, Supriatna, Reza Syahputra, Albert Septario, Agus Riyanto, Twin Hosea W. K, dan M. Rizqy Septyandy. Para mentor terdiri dari 9 mahasiswa senior dari Program Studi S1 Geografi dan seorang dari S1 Fisika.

Mata air panas Mata air panas Mata air panas

Berikut ini uraian kegiatan PFG 2016 selama 3 hari itu:

Hari ke-1

Mata air panas Mata air panas Mata air panas
Mata air panas Mata air panas Mata air panas

Rombongan berangkat dengan kereta api dari Stasiun Bogor Paledang pada pukul 08.15 WIB; dan tiba di Stasiun Parungkuda sekitar pukul 09.50 WIB. Perjalanan dilanjutkan menuju Pabrik Teh Parakan Salak dengan angkot. Pabrik teh ini merupakan pabrik teh tertua di Indonesia yang telah ada sejak zaman Belanda. Dari pabrik teh, rombongan berjalan kaki dalam guyuran hujan menuju Saung milik Bapak Supriatna, salah satu staf dosen. Jas hujan, ponco dan payung sudah siap sedia mengantisipasi hujan sebagaimana perkiraan BMKG. Selepas ishoma, para mahasiswa diberikan pengarahan mengenai gambaran lokasi-lokasi yang akan dikunjungi dan hal-hal apa saja yang akan didapatkan setelah mengikuti kegiatan ini. Pengarahan ini disampaikan oleh staf dosen Twin Hosea. Setelah itu, dilanjutkan dengan ceramah dengan tema ‘Menjadi Ahli Geofisika dan Geologi’ yang disampaikan oleh Reza Syahputra, staf dosen dan Supriyanto, Ketua Program Studi Geologi dan Geofisika.

Mata air panas Mata air panas Mata air panas
Mata air panas Mata air panas Mata air panas

Usai mendengar ceramah, yaitu sekitar pukul 15.00 WIB, para mahasiswa melanjutkan perjalanan menuju area perkemahan yang berjarak sekitar 200 meter dari Saung untuk mendirikan tenda. Lokasi perkemahan berupa sebidang tanah datar yang sebentar lagi akan ditanami pohon pisang. Dibantu oleh beberapa orang warga setempat, rombongan mahasiswa mendirikan tenda di atas tanah yang basah akibat hujan.Di lokasi perkemahan, mereka menjalankan ibadah sholat Ashar dan beristirahat sambil menanti sesi berikutnya.

Mata air panas Mata air panas Mata air panas

Cuaca agak bersahabat ketika sesi berikutnya dimulai. Sesi tersebut berisi materi kuliah Navigasi Darat yang dibawakan oleh Supriatna, salah seorang staf dosen yang ahli di bidang geodesi. Kuliah ini memberikan pengetahuan baru kepada para mahasiswa mengenai peta topografi, cara membaca peta, cara menentukan dan mencari posisi di dalam peta, serta cara penggunaan alat navigasi seperti kompas dan GPS. Dosen lain dan para mentor ikut membimbing para mahasiswa agar mahir dalam membaca peta dan menggunakan alat-alat tersebut. Di akhir sesi, Supriatna memberikan tantangan kepada para peserta untuk mencari kertas rahasia yang berada di suatu titik di area sekitar camping ground. Mereka hanya dibekali kertas yang berisikan koordinat lokasi, peta rupa bumi daerah Parakan Salak, kompas, dan GPS. Peserta (didampingi oleh seorang mentor) yang telah dibagi berdasarkan kelompok kemudian mempraktikan pengetahuan yang baru saja mereka terima. Alhasil, ada tiga kelompok yang berhasil menemukan kertas tersebut dan keluar sebagai pemenang, yaitu kelompok 3, 4, dan 15. Hadiah khusus yang diberikan buat para pemenang. Bersamaan dengan rintik gerimis, sesi kuliah navigasi darat ini berakhir sekitar pukul 17.30 WIB dan diikuti oleh sesi istirahat bagi para peserta.

Mata air panas Mata air panas Mata air panas
Mata air panas Mata air panas Mata air panas

Ketika kumandang Azan Maghrib terdengar, maka para mahasiswa yang beragama Islam menjalankan ibadah Sholat Maghrib berjamaah bersama beberapa dosen dari Prodi Geologi dan Geofisika, yang dilanjutkan siraman rohani oleh Septyandy, salah seorang alumni yang baru lulus dari S2 Geologi ITB. Sementara itu, yang beragama Kristen dan Katolik mendapatkan pengarahan rohani bersama Twin Hosea, staf dosen. Setelah memperoleh santapan rohani, para peserta kemudian makan malam bersama di dalam tenda yang basah dan lembab sambil menanti sesi berikutnya.

Mata air panas Mata air panas Mata air panas
Mata air panas Mata air panas Mata air panas

Tepat pukul 19.00, dimulailah sesi berikutnya. Sesi ini diisi dengan perkenalan antara dosen dengan para mahasiswa. Acara dibuka oleh Supriyanto selaku Ketua Prodi Geologi dan Geofisika, FMIPA-UI. Beliau kembali memberikan penekanan mengenai tujuan dari kegiatan Pre-Fieltrip Geosains 2016 dan manfaatnya bagi para peserta. Setelah itu, para dosen memperkenalkan diri, diurut dari yang tertua usianya, dengan menceritakan latar belakang pendidikan dan minat penelitiannya. Setelah itu, satu per satu mahasiswa memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, asal sekolah, dan alasan mereka memilih Geosains, Universitas Indonesia. Karena tiba-tiba turun hujan, sesi ini terpaksai diakhiri dengan arahan singkat mengenai kegiatan di hari kedua. Pukul 21.00 para peserta telah mulai beristirahat supaya siap mengikuti kegiatan di hari kedua.

Hari ke-2
Kegiatan hari kedua dimulai dengan sholat subuh berjamaah diimami oleh Septyandy, salah seorang alumni yang baru lulus dari S2 Geologi ITB. Kemudian dilanjutkan dengan olah raga pagi yang dipimpin Agus Riyanto, staf dosen. Para peserta terlihat bersemangat mengikuti olah raga. Otot-otot yang kaku kembali relaks dan siap untuk mengikuti kunjungan lapangan. Usai olah raga, dilanjutkan dengan sarapan dan persiapan kunjungan ke mata air panas.

Pukul 08.30, para mahasiswa mulai berjalan menuju ke lokasi mata air panas. Perjalanan menaiki bukit sejauh kurang lebih 2 km ditempuh oleh mereka sekitar 1,5 jam perjalanan. Rombongan tiba di lokasi pengamatan pada pukul 10.00. Setelah beristirahat sejenak, mereka mendapatkan pemaparan mengenai terminologi panasbumi oleh tim dosen. Proses terbentuknya mata air panas dijelaskan dan potensi apa saja yang dapat dimanfaatkan dari fenomena panas bumi.

Mata air panas Mata air panas Mata air panas
Mata air panas Mata air panas Mata air panas
Mata air panas Mata air panas Mata air panas

Sekitar pukul 11.30, para mahasiswa diajak ke lokasi berikutnya., yaitu daerah Tonjong. Lokasi ini terletak tidak jauh dari camping ground. Sekitar pukul 12.30, mereka sampai di Tonjong dan kemudian makan siang di lokasi tersebut setelah sebelumnya mendengarkan secara singkat tentang konsep mengenai singkapan oleh Bp. Albert. Setelah makan siang, para peserta diajak untuk melihat singkapan batuan di tepi Sungai Tonjong. Di lokasi tersebut mereka diberikan pengenalan mengenai pengertian singkapan, cara pengambilan sampel di lapangan, proses sedimentasi, pembentukan batuan sedimen, stratigrafi, dan geologi struktur. Di lokasi ini mulai terlihat curiosity dari para mahasiswa. Mereka tampak excited dan antusias saat mengikuti sesi ini hingga berakhir. Selain pengenalan singkapan di lapangan, para peserta juga diajarkan mengenai tantangan apa saja yang akan ditemukan ketika mereka harus terjun langsung ke lapangan. Bp. Supriatna memberikan pengarahan bagaimana menghadapi kondisi air yang dingin dengan cara menenggelamkan badan ke dalam air sampai leher agar suhu tubuh dapat menyesuaikan dengan suhu air yang dingin serta arti pentingnya membentuk sebuah kerja sama tim dan menyingkirkan ego mereka masing-masing. Setelah mempelajari singkapan dilakukan pemilihan ketua angkatan geosains 2015. Ketua angkatan memiliki peran sebagai pemersatu dan menjaga soliditas angkatan. Dari pemilihan ini terpilih Rifky sebagai ketua angkatan geosains 2015, semoga Rifky dapat menjalankan amanahnya dengan baik. Sekitar pukul 16.30, para mahasiswa kemudian kembali ke lokasi perkemahan untuk beristirahat, sholat, dan makan malam hingga pukul 19.30 WIB.

Mata air panas Mata air panas Mata air panas
Mata air panas Mata air panas Mata air panas
Mata air panas Mata air panas Mata air panas

Pukul 19.30 WIB, sesi api unggun dimulai. Pada sesi ini, para mahasiswa menampilkan persembahan untuk para dosen dan kakak mentor. Mereka menampilkan berbagai pertunjukkan yang merepresentasikan kreativitas masing-masing kelompok. Ada yang bernyanyi, drama, dancing, bahkan membaca puisi dan pantun. Mereka juga menampilkan yel-yel yang sangat menarik. Kreatifitas dan kerja samadiuji dengan acara ini.

Mata air panas Mata air panas Mata air panas

Setelah semua kelompok menampilkan pertunjukkan, tim panitia meminta perwakilan dari para mahasiswa untuk menceritakan kesan dan pengalaman mereka saat mengikuti kegiatan ini. Menurut mereka, kegiatan ini sangat bermanfaat dan memberikan pengalaman berharga bagi mereka. Mereka merasa menjadi lebih kompak satu sama lain dan dapat mengenal para dosen dan rekan mereka lebih dekat. Selain itu, mereka mengetahui kelebihan dan kekurangan rekan-rekannya sehingga mereka dapat melengkapi satu sama lain. Yang tidak kalah penting, mereka juga mendapatkan bekal berupa wawasan dan pengetahuan baru mengenai kegiatan lapangan yang akan menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan mereka ke depan.

Mata air panas Mata air panas Mata air panas

Acara pada malam itu diakhiri dengan prosesi penyematan pin oleh para dosen dan kakak mentor kepada para mahasiswa. Penyematan pin ini merupakan tanda bahwa mereka telah selesai mengikuti kegiatan Pre Fieldtrip Geosains 2016 dan berhak untuk menjadi anggota dan pengurus Himpunan Mahasiswa Geosains, Universitas Indonesia. Bp. Supriatna kembali menekankan kepada para mahasiswa mengenai tujuan diadakannya kegiatan ini dan mengingatkan bahwa mereka akan mendidik adik-adik tingkat mereka di acara serupa tahun depan. Sementara itu, Bapak Dr. Eng. Supriyanto berpesan kepada para mahasiswa untuk selalu membawa, menjaga, dan turut mengharumkan nama baik Prodi Geosains Universitas Indonesia di kancah nasional maupun internasional. Setelah sesi ini berakhir, para mahasiswa diminta untuk melakukan persiapan untuk kepulangan mereka keesokan harinya dan kemudian beristirahat.

Hari ke 3
Hari ketiga merupakan hari terakhir bagi mereka. Setelah sarapan dan merapikan tenda, mereka beranjak untuk menuruni bukit menuju pool angkot yang akan mengantar mereka menuju stasiun Parungkuda. Sebelum meninggalkan area perkemahan, mereka berpamitan kepada warga sekitar dan menyerahkan bantuan sosial kepada mereka. Melalui bakti sosial ini, mereka juga dilatih untuk peka terhadap kebutuhan masyarakat sekitar mereka. Hal ini dilandaskan bahwa mereka merupakan orang-orang pilihan dari masyarakat Indonesia yang sepatutnya bisa berkontribusi nyata bagi masyarakat di sekitar mereka.

Mata air panas Mata air panas Mata air panas

Setelah berpamitan kepada para dosen, mereka kemudian meneruskan perjalanan menuju Stasiun Parungkuda pada pukul 09.00 WIB. Pada pukul 11.30 kereta membawa mereka beserta para kakak mentor menuju Stasiun Bogor. Dari stasiun bogor mereka kembali pulang ke rumah atau kost masing-masing. Kondisi mereka pulang tidak sama ketika mereka berangkat, karena mereka pulang bersama dengan pengalaman berharga yang akan diingat sampai masa tua mereka.