Departemen Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI ) gelar diskusi serta validasi tentang Peta Desa yang ada di Kecamatan Ciemas. Validasi meliputi perbaikan batas desa, batas kampung, dusun, jenis penggunaan lahan, jalan, sungai dan penamaan (toponimi).

Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi pada Rabu, 2 Juni 2021 tersebut merupakan bagian dari implementasi program pengabdian masyarakat, dengan melibatkan Camat dan beberapa Kades dari Kecamatan Ciemas, dengan tetap mentaati protokol kesehatan.

Terdapat beberapa peta yang dikenalkan oleh tim Departemen Geografi FMIPA UI yaitu, peta penggunaan tanah, peta geologi, peta lereng, peta geomorfologi, peta jenis tanah dan peta daerah aliran sungai.

Ketua Departemen Geografi FMIPA UI, Dr. Supriatna M.T. menjelaskan kegiatan tersebut telah rutin berjalan selama beberapa tahun. Hal ini, dilakukan untuk memperkenalkan peta hard copy dan peta digital berbagai tema peta kepada 38 desa yang berada di enam kecamatan yakni, Kecamatan Ciemas, Waluran, Cimanggu, Jampangkulon, Cibitung dan Kecamatan Surade.

“Ini adalah kegiatan rutin setiap tahun yang telah kami jalankan di Kabupaten Sukabumi bagian selatan. Dan sejauh ini kami telah berhasil membuat sebanyak 8 peta.” Ujar Ketua Departemen Geografi FMIPA UI.

Delapan peta yang telah berhasil dibuat oleh Tim FMIPA-UI tersebut merupakan peta berbasis digital dengan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG).

“Sebanyak 8 Peta yang telah kami buat tersebut antaralain peta penggunaan tanah, peta point of interest, peta ketinggian,peta lereng, peta geologi peta jenis bebatuan, peta jenis tanah serta peta hidrologi” jelasnya.

“Khusus untuk peta pengunaan tanah, kita mendiskusikannya dengan aparat desa terlebih dahulu.Terutama terkait batas desa,batas kampung,nama jalan dan nama sungai.Kemudian setelah dikoreksi dan diperbaiki,kemudian barulah peta tersebut kita kirim ke desa masing masing untuk di-update. Selanjutnya peta tersebut akan dimasukan ke dalam salasatu aplikasi. Untuk selanjutnya, pihak pemerintah desa juga bisa menyunting peta tersebut” ujar Dr. Supriatna.

Selain diskusi dan validasi peta desa, Dr. Supriatna, M.T. dan tim juga menggelar pelatihan melengkapi isi peta oleh aparat desa atau participatory mapping. Peta desa merupakan peta skala besar sebagai alat untuk membuat berbagai macam kegiatan berkenaan dengan pemerintahan desa.

Misalnya saja, pemetaan batas kampung, RT, RW, pelaporan berbagai kejadian, atraksi dengan lokasinya tanpa jaringan internet, pemetaan perencanaan desa, sampai pemetaan berbagai macam potensi seperti potensi pertanian, potensi kebencanaan dan lain sebagainya. “Selain itu, juga potensi kebencanaan longsor, banjir bandang dapat dipetakan dengan bantuan teknologi sistem informasi geografis (SIG),” ujarnya.

“Selain diskusi perbaikan peta juga dilakukan pelatihan perbaikan dan updating peta digital dengan terlebih dahulu mendownload aplikasi avenza map dari masing-masing perangkat handphone. Kemudian diberikan peta digital penggunaan lahan dalam bentuk PDF dan aplikasi mulai diaktifkan,” imbuhnya kepada tim humas FMIPA UI.

Pelatihan kepada aparat desa dimulai dengan melakukan perbaikan dan penambahan isi peta pada masing-masing dengan menggunakan aplikasi ini tanpa jaringan internet hanya menggunakan perangkat GPS yang ada di dalam smartphone masing-masing peserta.

“Penggunaan aplikasi ini sangat mudah dan kami berikan modul untuk pelatihannya. Alhamdulillah aparat desa sangat antusias dalam menggunakan aplikasi ini, karena ini berkenaan dengan apa yang terjadi akan terlihat di wilayah desanya masing-masing,” paparnya.

“Selain itu, juga potensi kebencanaan longsor, banjir bandang dapat dipetakan dengan bantuan teknologi sistem informasi geografis (SIG)”. imbuh pria yang telah bergelut dengan pemetaan sejak tahun 1986 di kawasan Sukabumi Selatan tersebut.

Menurutnya, peta dasar dalam bentuk PDF yang dihasilkan dan diberikan kepada pemerintah desa di Kecamatan Ciracap yaitu peta penggunaan tanah, peta tempat penting atau point of interest, peta geologi, peta jenis tanah, peta aliran sungai, peta lereng, peta ketinggian dan peta geomorfologi.

“Peta-peta dasar ini sebagai bahan untuk membuat peta potensi desa. Khusus peta penggunaan tanah dan peta tempat penting dipakai untuk menarik garis batas desa, batas kampung, dusun, RW, batas RT dan pelaporan tempat penting,” ucapnya.

Dalam kesempatan ini, tim Departemen Geografi FMIPA UI melakukan pengenalan peta penggunaan lahan desa skala 1:5.000

Khusus untuk peta penggunaan lahan digital skala 1:5.000, sambung Dr. Supriatna, M.T. dibuat dari data citra satelit resolusi tinggi (CSRT), ditambahkan titik-titik penting. Seperti lokasi kantor desa, lokasi pasar, lokasi puskesmas dan lain sebagainya.

FMIPA UI memberikan peta penggunaan lahan hard copy dan digital format PDF ukuran A1 dan juga diserahkan peta desa hard copy ukuran A3, meliputi peta jenis batuan, peta lereng, peta ketinggian, peta geomorfologi, peta hidrologi, peta penggunaan lahan dan peta tempat penting.

Tim Departemen Geografi FMIPA UI akan memperbaiki peta-peta yang telah divalidasi dan disidkusikan dengan apparat desa di FMIPA UI, Kamnpus Depok. Peta yang telah diperbaiki tersebut nantinya akan disampaikan ke masing-masing desa beserta buku potensi desa sebagai bagian dari peringatan ulang tahun Departemen Geografi FMIPA UI ke 62.

“Kami akan mengadakan acara penyerahan sekitar 80 buku potensi desa dan petanya di Kabupaten Sukabumi hasil karya mahasiswa dan dosen Geografi FMIPA UI,” kata Dr. Supriatna, M.T. sekaligus mengakhiri wawancaranya dengan tim humas FMIPA UI.

Ia berharap dengan adanya diskusi tersebut bisa meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat, khusunya aparatur desa tentang pentingnya pemetaan, hingga bisa membuat keputusan perencanaan dan kebijakan dalam mengelola dan menggunakan lahan yang telah dipetakan secara arif dan bijak.