Buktikan Cinta Tanah Air, Mahasiswa FMIPA UI Raih Prestasi pada Ajang Pemilihan Duta Bahasa 2022

Abdillah Dhiyaa Bramantyo mahasiswa Biologi angkatan 2017 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) dinobatkan sebagai finalis terbaik kedua pada ajang Pemilihan Duta Bahasa Tingkat DKI Jakarta Tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud Ristek UI).

Duta Bahasa merupakan figur generasi muda mitra pembinaan kebahasaan dan kesastraan yang berfokus pada pengutamaan bahasa Indonesia, pelestarian bahasa daerah, dan penguasaan bahasa asing dengan tujuan meningkatkan fungsi bahasa Indonesia di tingkat internasional, sebagaimana tiga topik utama yang difokuskan dalam ajang ini, yaitu literasi kebahasaan dan kesastraan, internasionalisasi bahasa Indonesia, dan pelindungan bahasa daerah.

Kepada tim humas FMIPA UI, Abdillah mengaku bangga atas pencapaiannya pada ajang tersebut. Baginya dengan mengikuti kegiatan semacam ini ia dapat menyalurkan bukti kecintaannya pada tanah air, sekaligus berperan lebih banyak sebagai figure generasi muda untuk mensosialisasikan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama, melestarikan bahasa daerah, namun tidak menampikkan penguasaan bahasa asing.

“Kesempatan ini menjadi ajang buat aku untuk mengaktualisasikan diri atas kecintaanku terhadap bahasa Indonesia, di mana aku sangat ingin terlibat langsung, dan memiliki motivasi tinggi untuk terus belajar dan berdampak.” ujar Abdillah dengan penuh semangat.

Seleksi yang cukup ketat melibatkan 115 peserta yang berpartisipasi pada tahap I. Di tahap ini, peserta wajib mengunggah video bertema “Jika Saya Menjadi Duta Bahasa” melalui kanal YouTube. Seleksi itu kemudian melahirkan 60 semifinalis yang selanjutnya akan melanjutkan perjalanannya sebagai Finalis Duta Bahasa Provinsi DKI Jakarta 2022.

Sebelumnya, Abdillah telah melalui rangkaian seleksi, di antaranya Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Adaptif dan wawancara dengan anggota Ikatan Duta Bahasa DKI Jakarta dan staf Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Hasil seleksi tersebut menghasilkan 30 orang untuk ditetapkan menjadi finalis dan berhak menjalani penyusunan krida kebahasaan dan kesastraan, penyampaian materi, dan penilaian untuk menjadi perwakilan ke tingkat nasional.

Wawancara dilakukan secara berkelompok dengan jumlah 5-6 orang, di mana pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan meliputi isu kebahasaan dan kesastraan, serta seputar program duta bahasa, seperti KBBI, thesaurus, peta bahasa, hingga senarai padanan asing istilah.

Usai dinobatkan menjadi finalis, Abdillah menjalani rangkaian pembekalan yang berlangsung secara daring selama dua hari. Pembekalan tersebut turut mengundang berbagai tokoh penting, di antaranya adalah Dr. Muh. Abdul Khak, M.Hum., Dr. Maryanto, M.Hum., dan Riza Sukma, M.Hum. yang berasal dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek. Tokoh-tokoh dari instansi swasta pun juga turut diundang, seperti Abdy Azwar Sahi, M.I.Kom., CPR selaku jurnalis Metro TV dan Katharina E. Sukamto, Ph.D. selaku dosen Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta.

Selama pembekalan, para finalis terpilih juga melakukan krida kebahasaan dan kesastraan secara berkelompok, yaitu kegiatan kebahasaan dan kesastraan yang dilaksanakan oleh duta bahasa untuk meningkatkan sikap positif masyarakat terhadap bahasa dan sastra. Pada umumnya, krida kebahasaan dan kesastraan mengambil tema sesuai program prioritas yang menjadi target pelaksanaan tugas dan fungsi badan bahasa dan kantor balai bahasa.

Krida kebahasaan dan kesastraan pada tahun ini mengusung tema “Tindak Lanjut Kerja Sama dengan Kota Tua Jakarta. Penetapan tema tersebut dilatarbelakangi dengan penandatangan  Gubernur DKI Jakarta atas dibangunnya ketetapan kawasan Kota Tua Jakarta sebagai lokasi atau kawasan praktik pengutamaan bahasa negara di ruang publik.

Terdapat tiga tema kecil yang tersedia pada kegiatan krida kebahasaan dan kesastraan tersebut, yaitu literasi, pelindungan dan pemodernan bahasa dan sastra, serta peningkatan fungsi bahasa Indonesia di ruang publik. Abdillah beserta rekan kelompoknya mendapatkan tema mengenai peningkatan fungsi bahasa Indonesia di ruang publik dan secara spesifik berfokus pada kegiatan pembinaan pelaku UMKM dalam pengutamaan bahasa Indonesia di ruang publik.

Abdillah yang tergabung pada kelompok 1 mengambil lokasi di Batavia Kantine sebagai kancah lebur pelaku UMKM binaan dari Pemprov DKI yang sebelumnya adalah para PKL yang baru direlokasi.

“UMKM merupakan pekerja sektor informal yang butuh perhatian karena ekonomi kita juga ditopang oleh pelaku UMKM tersebut. Sayangnya, penggunaan bahasa Indonesia mereka dapat dikatakan belum sempurna, baik lisan maupun tulisan.” ujar Abdillah.

Abdillah beserta teman-teman kelompoknya mendata sebanyak 14 pelaku UMKM di Batavia Kantin dan menjalankan tiga tahapan, yaitu audiensi dan asesmen situasi penerima manfaat, sosialisasi dan pendampingan, dan evaluasi dan apresiasi.

“Pertama-tama, kami melakukan audiensi dengan manajemen pembangunan Kota Tua Jakarta selaku pemilik gedung dan asesmen penerima manfaat. Lalu, melakukan sosialisasi program dan pendampingan dalam perbaikan menu, spanduk, dan stiker. Terakhir, pada tahap evaluasi, kami melakukan edukasi (bahasa Indonesia, situasi kebahasaan, kaidah kebahasaan, seperti KBBI dan hukum DM) dengan memberikan pre-test dan post-test.” kata Abdillah.

Hari puncak pemilihan finalis terbaik berlangsung secara luring di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Terdapat beberapa indikator yang menjadi komponen penilaian, yaitu Laporan Krida Kebahasaan dan Kesastraan, Teknik Wicara Publik, Kemampuan Bahasa Asing (Lisan), Bakat Seni dan Budaya, Kepribadian/Psikologi, dan Sikap dan Penampilan

Walaupun seleksi berlangsung dengan cukup ketat dan padat, motivasi kuat Abdillah menjadi dorongan utama yang membawanya meraih juara.

Anak muda yang memiliki riwayat pengalaman sebagai 16 Besar Duta Bahasa Pelajar Jawa Barat 2017 tersebut meyakini bahwa isu kebahasaan di Indonesia bukanlah isu yang menyangkut satu dua orang saja, melainkan isu bagi seluruh lapisan masyarakat.

“Hingga hari ini, isu kebahasaan masih sangat relevan. Contohnya adalah berita baru-baru ini ketika bahasa Indonesia ingin dijadikan bahasa resmi kedua di ASEAN, tapi mendapat perlawanan dari Malaysia. Dari kasus tersebut, kita belajar bahwa sangat dibutuhkan upaya masyarakat luas dalam melakukan diplomasi kebahasaan agar bahasa Indonesia dapat diakui di ASEAN dan menjadi bahasa internasional.” lanjutnya.

Sebagai informasi, Kegiatan Pemilihan Duta Bahasa dilaksanakan dengan misi untuk senantiasa melahirkan generasi muda yang siap menerjemahkan dan menyelaraskan cita-cita pemuda Angkatan 1928 dalam tindakan nyata sesuai dengan dinamika perkembangan zaman serta mampu memantik peran dalam memantapkan fungsi bahasa Indonesia guna memperkuat jati diri dan daya saing bangsa.

Pemilihan Duta Bahasa ini bukan pertama kalinya diselenggarakan, melainkan, pada setiap tahunnya, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa sudah mengadakan pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional. Sebelum Tingkat Nasional digelar, panitia pelaksana mengadakan pemilihan tingkat provinsi yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis Kemendikbudristek, yaitu Balai Bahasa dan Kantor Bahasa.

Dengan adanya petunjuk pelaksanaan pemilihan Duta Bahasa Tingkat DKI Jakarta Tahun 2022, diharapkan kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan maksimal sesuai dengan tujuan kegiatan, yaitu meningkatkan peran generasi muda di Indonesia dalam memantapkan fungsi bahasa Indonesia, daerah, dan asing sesuai dengan ranah penggunaannya masing-masing guna memperkuat karakter, martabat, dan daya saing bangsa.

Kegiatan Pemilihan Duta Bahasa Tingkat DKI Jakarta dilaksanakan dalam bentuk perpaduan antara daring dan luring. Adapun Krida Kebahasaan dan Kesastraan Pemilihan Duta Bahasa Tingkat DKI Jakarta Tahun 2022 dilaksanakan pada 18 Juli—27 Agustus 2022. Selanjutnya, kegiatan pembekalan finalis Pemilihan Duta Bahasa Tingkat DKI Jakarta dilaksanakan pada 19 dan 21 Agustus 2022 secara daring. Adapun kegiatan penilaian dilaksanakan pada 20 Agustus 2022 (daring) dan 25—27 Agustus (tatap muka di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia).

Pemenang Terbaik I yang terpilih melanjutkan perjalanannya di Duta Bahasa Tingkat Nasional, sedangkan pemenang Terbaik II dan III terlibat pada Krida Kebahasaan dan Kesastraan Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional.