Departemen Biologi FMIPA UI Bantu Warga Desa Sukarame Kembangkan Kapasitas Produk Unggulan Daerah

Departemen Biologi FMIPA UI, bekerjasama dengan Yayasan Pandu Cendikia melaksanakan kegiatan program Pengabdian Masyarakat yang bertemakan Pengembangan Kapasistas Produk Unggulan Daerah.

Produk tersebut dikembangkan berdasarkan konsep etnobotani yang merupakan suatu ilmu yang mempelajari pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat lokal. Oleh karena itu, program yang diketuai oleh Afiatry tersebut, menitikberatkan pada pemanfaatan tumbuhan di sekitar Desa Sukarame sebagai salah satu objek yang bernilai ekonomis.

Program yang bertemakan “Pengembangan Bengkel Etnobotani sebagai Usaha Peningkatan Kapasitas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Masyarakat Desa Sukarame” dipilih karena Desa Sukarame mempunyai lokasi yang dapat dikatakan unik dan strategis dengan diapit oleh pantai dan juga hutan/gunung.

Masyarakat dapat menemukan berbagai tumbuh-tumbuhan di hutan yang kemudian dapat diolah menjadi produk-produk kreatif yang dapat dijual sebagai cinderamata ke pengunjung-pengunjung wisata pantai.

Program pengabdian masyarakat yang didukung oleh Direktorat Riset dan Pengembangan Kepada Masyarakat (DRPM) UI ini diawali dengan melakukan pelatihan pada tanggal 20 Juli 2018 untuk memperkenalkan manajemen keuangan UMKM, pembuatan toko online serta penambahan keahlian dalam seni ikat tali.

Pelatihan-pelatihan tersebut melibatkan dosen-dosen Departemen Biologi FMIPA UI serta praktisi dari Yayasan Pandu Cendekia, yaitu Afiatry Putrika, M.Si., Dr. Retno Lestari, Putri Rahayu Ratri, M.Biomed., Merry Niarsi, M.Si., dan Amelia Said, M.Psi.T. Pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dasar dalam mengelola usaha serta meningkatkan keterampilan dan kreativitas masyarakat Desa Sukarame.

Menurut Afiatry, Desa Sukarame merupakan desa yang strategis karena diapit oleh wilayah pusat pariwisata, yaitu wisata pantai, hutan, dan air terjun. Ia juga menambahkan selain lokasi yang strategis, desa tersebut juga memiliki kekayaan alam yang berlimpah, namun memiliki roda perekonomian yang rendah. Minimnya pengetahuan, latar belakang pendidikan, dan sulitnya membuka akses pangsa pasar yang lebih luas menjadi kendala utama masyarakat dalam mengembangkan potensi lokal desa. Padahal, beragam Sumber Daya Alam (SDA) yang bisa dimanfaatkan sangat mudah ditemukan di Desa Sukarame, seperti tumbuhan resam yang dapat digunakan sebagai bahan dasar aksesoris dan pohon jabon yang kayunya bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku industri kayu.

Afiatry menambahkan bahwa pada kegiatan ini, masyarakat juga diperkenalkan untuk memiliki keterampilan, yaitu teknik dasar seni ikat tali (macrame), pelatihan pengolahan limbah serbuk kayu, pelatihan pengolahan furniture dari kayu dan bambu.

Pelatihan tersebut dilakukan bertujuan agar masyarakat desa mendapatkan  alternatif lain untuk membuat kerajinan tangan yang dapat dijadikan souvenir untuk dijual ke wisatawan. Jika produk yang dihasilkan itu kreatif, maka produk tersebut dapat meningkatkan pendapatan UKM mereka.

Seni ikat tali tersebut, kemudian dapat diaplikasikan menggunakan  bagian dari batang tumbuhan, yaitu paku resam atau tumbuhan lainnya yang jumlahnya cukup melimpah di daerah tersebut. Pemanfaatan serat batang resam tersebut diharapkan dapat menjadi bahan baku alternatif untuk pembuatan berbagai macam souvenir.

Founder Yayasan Pandu Cendikia, Fajar Reza Budiman menjelaskan bahwa program ini dirasa perlu dilakukan guna mengoptimalkan pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA). Dalam program ini diharapkan potensi lokal dapat berkembang dengan memulai pembekalan masyarakat desa tentang pentingnya membangun Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Usaha Mikro Kecil Menengah merupakan kelompok yang menjalankan usaha dengan menerapkan asas kebersamaan, ekonomi yang demokratis dan transparan, kemandirian, keseimbangan kemajuan, dan berkelanjutan. Fajar mengatakan bahwa salah satu pilar utama dalam menegakkan UMKM adalah manajemen usaha yang baik, seperti pengelolaan keuangan yang teratur dan pemasaran produk ke titik-titik yang tepat.

Pengelolaan keuangan UMKM harus dilakukan secara rutin dan terperinci, misalnya dengan menjalankan sistem pembukuan UMKM. Di samping itu, perluasan pemasaran produk dapat dikembangkan melalui situs jual-beli online, mengingat di era sekarang kecanggihan teknologi telah merajalela sehingga peluang pasar pun semakin tinggi dan meluas.

Masyarakat yang menjadi peserta pelatihan, mayoritas ibu-ibu rumah tangga. Mereka terlihat cukup antusias dengan adanya kegiatan ini, yang ditandai dengan jumlah peserta yang melebihi target, dari 30 orang menjadi 40 orang.

Para peserta berharap mereka dapat lebih maju dalam mengembangkan produk mereka. Menurut Endang Sutiyoso (Pak Eton), sebagai aktivis pengembangan desa, kegiatan ini diharapkan dapat membuka jalan bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha kecil mereka sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat desa.  Banyaknya potensi Sumber Daya Alam yang ada di Desa Sukarame diharapkan juga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh warga untuk dijadikan bahan baku pembuatan souvenir sehingga keberadaannya juga terjaga dengan baik

Output dari program pengabdian masyarakat ini, diharapkan terjadi peningkatan baik dari segi pengetahuan, kreativitas, dan ekonomi masyarakat Desa Sukarame. Masyarakat desa yang telah terbekali pengetahuan serta memiliki kreativitas menjadi kunci utama dalam melakukan optimalisasi pemanfaatan potensi lokal, sehingga pengembangan UMKM Desa Sukarame dapat terlaksana secara berkelanjutan.