FMIPA UI Berdayakan Nelayan dengan Budidaya Kepiting Model Rumah Susun Ramah Pakan

Hambatan potensi budidaya serta permasalahan dana budidaya kepiting di Desa Pantai Bahagia, Muara Gembong, Bekasi mendorong dosen dan mahasiswa FMIPA UI yang tergabung dalam tim pengabdian masyarakat mencetuskan program “Pengembangan Budidaya Kepiting Model Rusun Ramah Pakan Sebagai Satu Solusi Pemberdayaan Nelayan Di Desa Pantai Bahagia, Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat”.

Kegiatan yang diketuai Dr. Retno Lestari ini dilaksanakan pada hari Sabtu (13/11/2021) dengan dukungan pendanaan dari Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia (DPPM UI), serta bekerjasama dengan mitra Pandu Agritek Bahagia dan Kelompok Tani Tambak Rebon Jaya di Desa Pantai Bahagia.

“Kegiatan ini menitikberatkan pada upaya untuk mengoptimalkan metode budidaya kepiting di Desa Pantai Bahagia yang lebih efektif, dan efesien melalui inovasi Tube-Hybrid sehingga diharapkan produktivitas serta kesejahteraan masyarakat nelayan dapat meningkat” ujar Dr. Retno kepada tim humas FMIPA UI.

Tube-Hybrid adalah metode budidaya dengan memanfaatkan limbah galon bekas yang disusun sedemikian rupa dengan tujuan agar kepiting akan terisolasi satu sama lain di setiap galon. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan dampak kanibalisme antar kepiting. Keunggulan lain metode Tube-Hybrid ini adalah pemberian pakan pada kepiting menjadi lebih efektif.

Untuk meningkatkan produktivitas, kepiting diberi pakan tambahan berupa ikan runcah. Ikan runcah merupakan ikan yang sering kali ikut terbawa tangkapan jaring nelayan dan kemudian tersisihkan oleh nelayan.

Penggunaan limbah galon sebagai bahan utama model rusun dan ikan runcah sebagai pakan tambahan diklaim sebagai solusi metode budidaya yang terjangkau dan juga ramah lingkungan.

Sosialisasi serta demonstrasi alat secara langsung disampaikan oleh tim pengmas kepada masyarakat nelayan di Desa Pantai Bahagia. Daus, ketua RT yang juga turut hadir mengapresiasi upaya tim pengmas FMIPA UI tersebut. Baginya solusi yang dihadirkan tim pengmas sangat membantu masyarakat.

“Warga disini merasa sangat terbantu dengan kehadiran mahasiswa UI, apalagi kami sampai dibawakan dan dikenalkan dengan alat ini. Sejauh ini kami menggunakan besek, tapi sangat tidak efektif. Maka dari itu, keberadaan alat ini menjadi alternatif baru yang lebih efektif dan terjangkau untuk membudidayakan kepiting.“ ungkap Daus.

Ia juga mengatakan inovasi ini bisa membawa harapan baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Pantai Bahagia.