FMIPA UI Berkolaborasi dengan The University of Nebraska atasi Ketidakseimbangan Nutrisi untuk Tingkatkan Komoditas Unggulan Pertanian Indonesia

Peningkatan daya saing komoditas pertanian merupakan salah satu agenda penting bagi keberlangsungan pangan masyarakat Indonesia. Kualitas nutrisi pada tanaman menjadi faktor penting yang mempengaruhi kualitas produk unggulan pertanian di Indonesia seperti jagung, padi, dan kelapa sawit. Kekurangan potasium (K) pada tanaman kelapa sawit misalnya, diketahui secara khusus dapat menghambat produktivitas komoditas unggulan Indonesia tersebut yang kemudian berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi nasional, dan penghidupan petani kecil.

Temuan penting tersebut dituangkan dalam diskusi meja bundar the Round Table Discussion on Balanced Nutrition for Rice, Jagung, and Oil Palm yang diselenggarakan oleh Pusat Riset Perubahan Iklim (Research Center for Climate Change) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI), dan The University of Nebraska- Lincoln-Global Yield Gap Atlas Project (GYGA), di Jakarta pada Selasa 24 Januari 2023 lalu.

“Diskusi Meja Bundar menyoroti kebutuhan mendesak untuk melakukan inisiatif kolektif dari pemangku kepentingan terkait, untuk mengarahkan kembali program penelitian, dan penyuluhan pertanian sekaligus menyempurnakan program subsidi pupuk guna memastikan nutrisi yang cukup dan seimbang pada tanaman padi, jagung dan kelapa sawit petani kecil.” ujar Prof. Dr. Jatna Supriatna, M.Sc., Guru Besar Biologi FMIPA UI sekaligus peneliti senior RCCC FMIPA UI.

Tim GYGA dipimpin oleh Profesor Patricio Grassini, bersama dengan mitra Indonesia dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (IOPRI), telah melaksanakan proyek riset untuk mengidentifikasi kendala utama potensi hasil panen di Indonesia untuk padi, jagung, dan kelapa sawit di lahan petani kecil. Riset padi dan jagung telah dimulai pada tahun 2015, sementara riset pada kelapa sawit dimulai pada awal tahun 2018 hingga 2023.

Tim peneliti yang dipimpin oleh University of Nebraska bersama mitra lokal dari BRIN, PPKS, dan UI mengidentifikasi bahwa salah satu kendala hasil panen di lahan petani kecil dipicu dengan nutrisi buruk dan tidak seimbang pada tanaman. Tim mengklaim hal tersebut dilatar belakangi oleh beberapa faktor seperti minimnya pengetahuan petani tentang sumber pupuk yang tepat, kesulitan dalam memperoleh pupuk, hingga minimnya daya beli petani terhadap pupuk tersebut.

“Temuan utama dari proyek riset ini adalah Potasium (K) membatasi hasil panen di sebagian besar lahan petani kecil untuk tanaman padi, jagung, dan kelapa sawit di Indonesia.”imbunya.

Dikusi meja bundar (Round Table Discussion) yang diadakan di Jakarta menawarkan langkah awal untuk membentuk inisiatif bersama antara University of Nebraska-GYGA, Universitas Indonesia, Pupuk Indonesia, BRIN, Kemenko Perekonomian, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), dan Kementerian Pertanian untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan nutrisi untuk padi, jagung, dan kelapa sawit di Indonesia tersebut.

Para pemangku kepentingan kunci yang hadir pada diskusi sepakat untuk berbagi temuan utama dari proyek riset yang dilakukan dari 2015 sampai dengan 2023 di Indonesia tersebut. Dalam diskusinya, peserta membahas mekanisme pemenuhan nutrisi yang tepat untuk lahan padi, jagung, dan kelapa sawit di Indonesia serta mengupayakan agenda solusi, seperti mengidentifikasi langkah strategis yang berdampak positif bagi sebagian para petani kecil melalui peningkatan nutrisi tanaman dari pupuk.

Pada diskusi diputuskan bahwa sebagai langkah selanjutnya akan dikeluarkan dokumen konsensus yang ditandatangani oleh para peserta. Dokumen konsensus ditujukan kepada para pemimpin pemerintah yang bertanggung jawab untuk menyesuaikan pendekatan program subsidi pupuk yang dibutuhkan tanaman, terutama kelapa sawit, untuk sepenuhnya mengintensifkan hasil panen terutama di masa kritis.