FMIPA UI Kembangkan Metode Pengurangan Risiko Bencana Ramah Anak

Tim Pengabdian Masyarakat FMIPA UI bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kecamatan Cilincing mengadakan sosialisasi dan simulasi bencana yang berpotensi terjadi di Kecamatan Cilincing menggunakan pendekatan ramah anak pada tanggal 21-22 Agustus 2019 di Aula Kecamatan Cilincing.

Acara ini merupakan rangkaian acara dalam program pengabdian kepada masyarakat AKSI UI untuk Negeri 2019. Sosialisasi dan simulasi diikuti oleh sebanyak 35 siswa-siswi SMA dan SMK se-kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.

Program pengabdian kepada masyarakat UI 2019 merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mencetak kader muda Tangguh bencana. Pada tahun kedua berjalannya program ini, tema yang diusung yaitu pengurangan risiko bencana melalui pendekatan ramah anak. Ramah anak yang dimaksud adalah yang mudah dipahami oleh anak seperti menggunakan buku pop up bencana dan melalui integrasi mata pelajaran yang dipelajari di sekolah.

Hadir sebagai narasumber yaitu Dr. Zulfikri Anas, M.Ed. selaku staf bidang pembelajaran Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud. Beliau menjelaskan bahwa penintegrasian mata pelajaran untuk mengurangi risiko bencana sangat penting agar siswa dapat berpikir kritis ketika terjadi bencana.

“Harapan ke depan, sering-sering anak-anak diajak berpikir dunia nyata, melalui persoalan-persoalan kehidupan sehari-hari dalam proses pembelajaran dan kemudian di kembangkan.” Ujarnya.

Di hari kedua kegiatan difokuskan kepada simulasi bencana yang berpotensi terjadi di Cilincing seperti banjir dan kebakaran serta potensi gempabumi megathrust di selatan Jawa. Acara ini diawali dengan persiapan ketika terjadi bencana, praktik evakuasi mandiri, dan ditutup dengan pembentukan sistem manajemen bencana di masing-masing sekolah. Antusias terlihat dari setiap peserta. Tidak terkecuali Fikri, salah seorang peserta dari SMK Negeri 36 Jakarta.

“Sangat senang bisa menjadi bagian dari acara ini dan berterima kasih kepada penyelenggara karena jadi bisa lebih paham mengenai potensi bencana yang ada di sekitar lingkungan kami.” ujar Fikri.

Antusias tidak hanya muncul dari para siswa saja, para guru pendamping yang setia menemani anak didiknya dari hari pertama. Ibu Ninik Kirwanti, M.Pd. selaku guru pembina di SMA Negeri 115 Jakarta sangat senang diundang untuk mengikuti acara tersebut dan sangat berharap kegiatan ini bisa dijadikan program yang berkelanjutan.

“Alangkah lebih baik untuk program selanjutnya UI mengadakan kegiatan yang bertempat langsung di sekolah-sekolah atau di daerah yang berpotensi terjadi bencana.” Usulnya.

Muhammad Rizqy Septyandy, staf pengajar program studi geologi Universitas Indonesia dan salah satu narasumber di hari kedua kegiatan mengingatkan bahwa warga Jakarta khususnya warga sekolah belum semuanya siap menghadapi bencana khususnya kebakaran dan gempabumi.

“Kota Jakarta ini ibukota negara, namun warganya masih belum siap dalam menghadapi bencana. Oleh karena itu, dalam 5 tahun ini, In syaa Allah FMIPA UI siap jadikan sekolah-sekolah di seluruh kotamadya DKI Jakarta sekolah percontohan dalam pengurangan risiko bencana.” Imbuhnya.