FMIPA UI Pasang Teknologi Pemantau Intensitas Curah Hujan di Kecamatan Sumedang Selatan

Tim kegiatan pengabdian kepada masyarakat (pengmas) Departemen Geosains Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) yang diketuai oleh Dr. Eng. Supriyanto hadir secara langsung di area Sungai Citengah, Kecamatan Sumedang Selatan untuk memasang teknologi pemantau curah hujan, pada Kamis (18/8/2022). Teknologi karya anak bangsa ini diberi nama pantir. Kegiatan ini merupakan implementasi kerjasama antara FMIPA UI dengan Pemerintah Kabupaten Sumedang.

Dr. Eng. Supriyanto berujar, pantir memiliki kemampuan untuk mengukur intensitas curah hujan, tinggi muka air sungai, tinggi muka air tanah, suhu dan kelembaban lingkungan di area pemasangan. Dengan pemanfaatan pantir peningkatan potensi bencana banjir, yang kerap mengancam masyarakat Indonesia saat musim penghujan, dapat diketahui lebih awal. Sehingga dampak kerugian materi maupun korban jiwa dapat dihindari atau  diminimalisir.

“Pantir dapat dihandalkan untuk memitigasi bencana banjir melalui pemantauan tinggi muka air sungai, tinggi muka air tanah dan intensitas curah hujan di wilayah tangkapan air (catchment area).,” kata Dr. Eng. Supriyanto menerangkan kegunaan pantir.

Hasil pengukuran juga dapat diakses oleh masyarakat melalui website dengan alamat https://dev-pantir.geosinyal.id dengan email: public@geosinyal.id dan password: public. Dalam kondisi normal, hasil pengukuran alat Pantir akan di-update setiap 10 menit. Namun pada kondisi siaga, hasil pengukuran di-update setiap 5 menit atau bahkan setiap 3 menit.

Pantir dirancang dan dikembangkan di Laboratorium Kebencanaan Departemen Geosains FMIPA UI pada tahun 2019. Pantir mulai diujicoba di lingkungan yang sesungguhnya sepanjang tahun 2020, yaitu di kawasan kampus UI dan Kota Depok.

Memasuki tahun 2021 hingga 2022 pantir juga telah dipasang di tiga sungai di Jawa Barat, yaitu sungai Ciliwung di Kota Depok, sungai Cibeet di Kabupaten Karawang, dan yang terakhir dan baru saja dilakukan adalah di sungai Citengah di Kabupaten Sumedang.

Di dalam teknologi ini tersemat sebuah elektronika digital berupa mikrokontroler 32-bit yang mengendalikan sensor pemantau ketinggian muka air dan sensor intensitas curah hujan. Data hasil pantauan Pantir dapat disimpan dalam SD-Card ataupun dikirim ke database server melalui jaringan internet. Pemantauan oleh Pantir dilakukan secara langsung (real time).

“Kelebihan lain dari Pantir adalah adanya fitur receiver GPS sehingga waktu pemantauan (tahun, bulan, hari, jam, menit, detik) tersinkronisasi dengan server maupun stasiun Pantir lainnya,” ujar Kepala Laboratorium Kebencanaan Departemen Geosains FMIPA UI tersebut.

Keunggulan lainnya, kata Dr. Eng. Supriyanto yaitu sumber listrik tenaga surya yang mendayai Pantir membuatnya terbebas dari ketergantungan PLN sehingga Pantir dapat ditempatkan di remote area. Dengan konsumsi daya maksimal 15 Watt, baterai Pantir dapat bertahan hingga 3 hari tanpa suplai dari matahari.

Drs. H. Otong Sumarna, M.Pd. selaku Kepala Desa Citengah, Sumedang Selatan menyambut baik pemasangan pantir untuk memantau tinggi air muka sungai Citengah. Menurutnya sudah 2 tahun belakangan Desa Citengah mengalami bencana banjir bandang akibat luapan sungai.

Sementara Drs. Atang Sutarno, M.Si selaku Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumedang yang turut mendampingi pemasangan alat Pantir juga menyampaikan rasa terima kasih kepada tim FMIPA UI atas dipilihnya Sumedang, khususnya Desa Citengah, sebagai wilayah mitra lokasi ujicoba.

Dengan terpasangnya pantir, Atang berharap agar kedepannya BPBD Kabupaten Sumedang dapat mengoptimalkan pemantauan pergerakan tinggi muka air sungai Citengah, dan potensi bencana lainnya di seluruh wilayah Kabupaten Sumedang.