Seperti yang diketahui bersama bahwa menjadi mahasiswa FMIPA UI tidak akan lepas dengan yang namanya kegiatan praktikum lapangan untuk sebagian besar jurusan yang ada, seperti diantaranya geofisika, geologi, geografi, dan biologi.
Manfaat kegiatan praktikum lapangan itu sendiri tentunya sangat besar terhadap keberlangsungan pembelajaran yang ada. Dengan melakukan praktikum lapangan mahasiswa dapat mengetahui secara langsung objek yang mereka teliti tersebut.
Untuk meneliti dan mempelajari flora maupun fauna yang ada di Indonesia dibutuhkan suatu wadah yang dapat menjadi sumber media untuk belajar dan melakukan observasi.
Dan pada 10 Mei 2018 mahasiswa Program Studi (Prodi) S1 Geografi FMIPA UI memilih Kepulauan Seribu, khususnya Pulau Rambut sebagai lokasi kegiatan praktikum lapangan. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memenuhi nilai mata kuliah biogeografi.
Biogeografi adalah ilmu gabungan antara ilmu biologi dan geografi yang mempelajari tentang keanekaragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu. Hal ini tentunya juga berkaitan dengan persebaran suatu keanekaragaman hayati.
Pulau Rambut terkenal dengan nama Pulau Kerajaan Burung karena banyaknya keberadaan burung di pulau ini. Selain adanya burung di Pulau tersebut ternyata juga terdapat beberapa jenis tumbuhan, seperti Api-api, Bakau, Akasia, Ki Hujan, Mahoni, Flamboyan, Ki Tower, dan Duri Busyetan. Sedangkan jenis burung yang terdapat di pulau ini, antara lain Kuntul Kecil, Raja Udang Biru Kecil serta jenis burung lainnya.
Saat berada di lokasi para mahasiswa ditugaskan untuk mengelilingi Pulau Rambut tersebut sembari melakukan observasi terhadap alam sekitar. Objek observasi diantaranya adalah tumbuhan sekitar seperti tumbuhan bakau yang berguna untuk mengurangi abrasi, burung laut yang membuat sarang untuk berkembang biak.
Selain itu para mahasiswa geografi FMIPA UI ini melakukan pemetaan batas darat pulau. Hal ini penting dilakukan sebagai mahasiswa geografi FMIPA UI.
Setelah melakukan kegiatan observasi para mahasiswa juga melakukan kegiatan bersih-bersih di sekitar Pulau Rambut guna mengurangi sampah-sampah yang terdapat di pulau tersebut.
