Peduli Anak-Anak Penyandang Autis, Akademisi FMIPA UI Gelar Autiscare Edusains

Sabtu (06/02/2021), akademisi FMIPA UI yang terdiri dari dosen dan mahasiswa menyelenggarakan program pengabdian masyarakat bertajuk Autiscare Edusains, yakni pengenalan seputar Covid-19 sekaligus terapi psikomotorik bagi anak-anak penyandang autis. Program yang diketuai Dosen Departemen Biolog FMIPA UI Dr. Retno Lestari, M. Si. ini didukung oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (DRPM UI) bekerjasama dengan Yayasan Rumah Terapi Putra Fitri.

Kegiatan Autiscare Edusains melibatkan sepuluh anak penyandang autis binaan Yayasan Rumah Terapi Putra Fitri sebagai peserta. Usia mereka berkisar antara pra remaja hingga remaja. Kegiatan dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kegiatan berlangsung, peserta dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari 2 orang peserta dengan didampingi satu orang tim pengmas yang merupakan mahasiswa FMIPA UI dan perwakilan Yayasan sebagai mentor.

Dr. Retno Lestari selaku ketua tim menjelaskan “Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi sekaligus terapu psikomotorik kepada peserta terkait situasi pandemi Covid-19 yang hingga saat ini masih menjangkit hampir di seluruh dunia, melalui ragam kegiatan menarik yang menitik beratkan pada upaya meningkatkan kemampuan motorik, kreativitas dan kemandirian para peserta”. terang Dr. Retno

Edukasi bagi anak-anak spesial ini dikemas dalam berbagai rangkaian kegiatan menarik. Dimulai dengan pemaparan secara sederhana seputar COVID-19, hal-hal yang harus dilakukan untuk melindungi diri dari paparan virus berbahaya tersebut, mengenal ragam tanaman sayur dan buah yang dapat meningkatkan kesehatan dan kekebalan tubuh, adu kreativitas kerajinan tangan dengan memanfaatkan barang-barang bekas, hingga bermain dan bernyanyi bersama.

Ratna Komarawangsih selaku perwakilan dari Yayasan Rumah Terapi Putra Fitri ,menilai Autiscare Edusains oleh tim pengmas FMIPA UI berhasil menuai antusiasme para peserta. Dibawah bimbingan para  mentor, peserta sangat antusias namun tetap fokus selama kegiatan.

“Bahkan beberapa anak yang membutuhkan perhatian ekstra mampu mengikuti kegiatan dengan baik”. ujar Ratna.

Salah satu mentor, Syella, mengungkapkan ada tantangan tersendiri dalam memahami ekspresi dan percakapan anak-anak spesial tersebut. Hal itu dikarenakan anak-anak memakai masker sehingga butuh usaha lebih bagi para mentor untuk dapat menangkap apa yang mereka sampaikan.