Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional, Sudahkan Kita Berpartisipasi Dalam Menanggulangi Sampah?

Hari Peduli Sampah Nasional, diperingati setiap tanggal 21 Februari. Sobat biru hitam pasti sudah tahu jika sampah yang menumpuk merupakan salah satu penyebab terjadi banjir diberbagai wilayah, khusunya di kota-kota besar. Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bijak mengolah sampah hingga lahirnya berbagai inovasi penanggulangan sampah oleh para ahli juga terus digencarkan. Namun nyatanya sampah masih menjadi permasalahan serius di negara kita.

Kesadaran dan tanggung jawab kita, masyarakat Indonesia, sangat diperlukan. Kita perlu selalu mengingat dampak buruk sampah yang mengancam kehidupan kita, disertai dengan perilaku bijak yang dapat mengurangi peningkatan jumlah sampah.

Mari kita simak beberapa fakta penting berikut :

  1. Indonesia merupakan penyumbang sampah terbesar di dunia dan nomor satu di Asia Tenggara (2017).
  2. Sampah plastik diperkirakan merupakan sampah terbanyak di dunia yang jumlahnya mencapai 9 juta ton/tahun dan masih akan bertambah.
  3. Pada tahun 2016, United Nations Convention On Biological Diversity pada 2016 menyampaikan lebih dari 800 spesies (40% mamalia laut dan 44% lainnya adalah spesies burung laut) mati karena sampah. Pada tahun 2017, PBB menyebut sampah plastik membunuh 100.000 mamalia laut, 1.000.000 burung laut, dan sisanya adalah penyu dan biota lainnya (com).
  4. Selama pandemik ini LIPI menyebutkan terdapat 96% sampah plastik yang berasal dari bungkus belanja online karena dianggap paling efektif mencegah penularan COVID 19.
  5. Sampah medis kategori B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) di Indonesia mencapai 1.100 ton selama pandemik 2020.

Banyak yang menyatakan diri peduli terhadap lingkungan, namun tidak berusaha mengubah gaya hidup terutama dalam hal mengurangi sampah. Solusi sederhana berikut dapat dilakukan sebagai upaya menanggulangi permasalahan sampah di lingkungan kita :

  1. Membiasakan diri tidak menggunakan produk sekali pakai. Misalnya berbelanja dengan membawa tas, tempat minum, sedotan atau wadah sendiri.
  2. Mengumpulkan minimal 3 sampah setiap beraktivitas; baik sedang berlibur ataupun berolah raga di luar rumah. Gerakan ini sempat populer di kalangan aktivis lingkungan dengan berbagai macam istilah ‘2minutesbeachcleanup’, ‘take only 3’, serta ‘plogging’. Dengan membiasakan diri sendiri, diharapkan gerakan ini akan memotivasi orang-orang di lingkungan kita jadi ikut mengurangi sampah dengan cara-cara tersebut.
  3. Memilah sampah mejadi sampah organik (cangkang telur, sisa makanan); daur ulang (kardus, botol plastik, kaleng, logam, besi); residu (popok, pembalut, sachet, rokok), dan B3 (masker, jarum suntik, bungkus obat) sebelum membuang. Tujuannya supaya mudah untuk diproses selanjutnya (dibuang/dimanfaatkan) dan tidak membahayakan bagi petugas yang mengumpulkan sampah-sampah tersebut.

 

Sumber : dbs.comantaranews.com; LIPI; divers clean action;

Penulis : Fika A. (Kontributor Humas FMIPA UI)