Rancang Aplikasi Bisnis Properti Sebagai Hunian Isoman, Tim Mahasiswa FMIPA UI Raih Juara I Business Plan Competition HMTG FT UGM

Tiga mahasiswa FMIPA UI, Dylan Arlen Tunggatama (Aktuaria 2020), Arundhati Naysa Ekhaputri (Matematika 2020), dan Deva Fitrianti Rahayu (Geofisika 2020) berhasil meraih Juara 1 pada ajang Business Plan Competition yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Kompetisi yang dilaksanakan secara daring tersebut pada tahun ini mengusung tema “Creative and Innovative Youngpreneur Facing the COVID-19 Pandemic”.

Setelah melewati rangkaian seleksi yang cukup ketat, tim yang bernamakan Tim PUK (Persistent, United, Keen) tersebut membuktikan bahwa mereka layak menjadi juara di antara para peserta lainnya yang berasal dari seluruh Indonesia.

Dylan, selaku ketua tim menjelaskan, ide yang mereka usung dalam kompetisi tersebut ialah membangun startup yang memungkinkan pasien covid mendapatkan hunian sementara sebagai tempat untuk isolasi mandiri. Selain itu, inovasi ini memberikan peluang bisnis di bidang properti bagi para pemilik hunian kosong namun layak pakai untuk disewakan sebagai hunian isoman bagi pasien covid.

Inovasi itu mereka beri nama RABU (Rawat Sampai Sembuh). RABU merupakan aplikasi yang diinisiasi atas terjadinya lonjakan kasus COVID-19 beberapa waktu lalu. Cara kerja dari inovasi aplikasi tersebut cukup sederhana.

Bagi pemilik properti yang berminat menyewakan hunian kosongnya sebagai tempat isoman bisa melakukani pendaftaran hunian oleh pada aplikasi tersebut, lalu tim pengelola aplikasi akan mencatat dan melakukan pengecekan syarat kelayakan tempat isolasi mandiri, penandatanganan kontrak harga sewa antara pemilik dan pengelola aplikasi, berkoordinasi dengan puskesmas terdekat, serta meminta jasa tenaga kesehatan di area hunian untuk melakukan kontrol terhadap kegiatan para pasien covid di sana, aplikasipun siap digunakan oleh pengguna, dan hunian langsung terdaftar dan akan muncul pada hasil pencarian.

Lebih lanjut Dylan mengatakan, terkait keberlangsungan aplikasi RABU, ia dan timnya akan mengembangkannya dengan menambah beberapa fitur lain, diantaranya informasi seputar praktik dokter lengkap dengan detail harga, fasilitas, jarak dan juga rating. Hal tersebut, kata Dylan sejalan dengan visi dari aplikasi besutannya tersebut.

“Untuk mempertahankan keberlangsungan bisnis pasca covid, RABU juga akan menyediakan informasi tempat praktik dokter yang mencakup harga, fasilitas, jarak, dan rating. Visi dari RABU adalah menjadi online marketplace yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia, meningkatkan kesehatan lewat menurunkan tingkat penularan COVID-19, dan meningkatkan kesejahteraan lewat penyewaan hunian yang kosong menjadi tempat isolasi mandiri.” kata Dylan kepada Tim Humas FMIPA UI.

Skema perlombaan tersebut secara garis besar dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap penyeleksian proposal dan presentasi tahap final bagi 10 tim terbaik.

“Untuk pengerjaan proposal sendiri bisa dikatakan cukup cepat. Tapi, untungnya kita bertiga bisa bekerja sama dengan baik. Untuk pembagian tugas sendiri, bagianku lebih ke finance dan operation, Deva bagian marketing strategy, sedangkan Acha bagian desain dan UI/UX.” ujar Dylan pembagian tugas timnya.

Selama periode perlombaan tersebut, Dylan beserta anggota timnya mengaku bahwa mereka juga kerap kali mendapatkan tantangan terutama untuk memahami ilmu bisnis dan ekonomi secara mendalam.

“Tantangannya pasti ada. Terutama kita yang pada awalnya masih ngerasa banyak yang asing, apalagi jurusanku yang cukup jauh kaitannya dengan bisnis. Kita juga nggak ada mentor.” kata Deva.

“Jadi, pokoknya tim kita benar-benar berusaha belajar sendiri dan mengandalkan sumber dan contoh-contoh yang ada di internet.” lanjut Naysa.

Selain tantangan, Tim PUK juga menceritakan motivasi dan kesannya selama mengikuti perlombaan tersebut. Mereka meyakini bahwa banyak manfaat yang telah mereka dapatkan termasuk mendapatkan ilmu baru dan melatih kemampuan menyelesaikan masalah.

“Motivasiku saat itu sebenarnya berawal dari rasa FOMO melihat saat ini banyak startup yang berkembang di Indonesia. Dari situ, aku jadi tertarik untuk mencoba belajar. Nggak hanya sekedar membuat inovasi, tapi aku ingin berfokus untuk menyelesaikan masalah yang nyata.” kata Dylan.

Pada akhir sesi wawancara, Dylan, selaku ketua tim memberikan nasihat bagi untuk teman-teman FMIPA lainnya supaya kita tidak ragu untuk memanfaatkan kesempatan yang ada.

“Jadi, aku punya prinsip kalau hidup itu seperti berlari. Garis finish-nya adalah kemenangan yang tidak diketahui. Mengikuti lomba dapat menjadi salah satu langkah, walaupun kemenangan bukan selalu menjadi jaminan. Tapi kalau kita tidak mau melangkah, maka jaminan kita adalah kekalahan. Oleh karena itu, selalu ambil langkah besar karena kalian nggak akan pernah tahu dimana garis finish-nya.” ucap Dylan sekaligus menjadi penutup sesi wawancara.

Business Plan Competition (BPC) HMTG FT UGM merupakan perlombaan yang dilaksanakan secara daring serta merupakan program kerja yang pertama kali diadakan oleh divisi kewirausahaan Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada yang dibuka bagi seluruh mahasiswa aktif di perguruan tinggi di Indonesia. Tema yang dibawakan pada tahun ini yaitu  “Creative and Innovative Youngpreneur Facing the COVID-19 Pandemic”.

Adapun timeline perlombaan dimulai dari pendaftaran dan pengumpulan proposal (1-14 Agustus 2021), tahap penyeleksian proposal oleh dewan juri (14-17 Agustus 2021), pengumuman lolos 10 besar (17 Agustus 2021), technical meeting/briefing untuk peserta finalis (18 Agustus 2021), tahap final presentasi 10 besar (21 Agustus 2021), serta pengumuman pemenang yang diumumkan melalui Instagram (22 Agustus 2021).