Tantangan Ahli Eksplorasi Seismik dalam Pencarian Sumber Migas : Paradigma Baru dalam Eksplorasi Migas

Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, ahli geofisika FMIPA UI dalam upacara pengukuhannya sebagai guru besar tetap FMIPA UI memaparkan peran penting eksplorasi migas berbasi metode seismik, melalui pidatonya yang berjudul “Tantangan Ahli Eksplorasi Seismik dalam Pencarian Sumber Migas : Paradigma Baru dalam Eksplorasi Migas”.

Migas memiliki peran yang penting dan strategis dalam sejarah perkembangan Bangsa Indonesia, khususnya sebagai sumber pendapatan negara, memenuhi kebutuhan bahan bakar domestik, sumber bahan baku industri, dan menciptakan efek berantai kegiatan ekonomi.

Namun, produksi migas di Indonesia sejak tahun 1990an mengalami tren penurunan berkelanjutan yang tidak sebanding dengan jumlah kebutuhan yang terus meningkat. Hal ini disebabkan minimnya kegiatan eksplorasi dan inovasi serta pengembangan teknologi baru dalam eksplorasi migas.

Baca juga : Prof. Abdul Haris Dikukuhkan Sebagai Guru Besar FMIPA UI

Prof. Haris menuturkan, “Kita masih memiliki peluang yang besar untuk mengembalikan kekuatan sektor migas karena kita masih memiliki cadangan minyak yang cukup besar. Ada 60 cekungan migas di Indonesia, dimana 22 cekungan belim dibor, 13 cekungan sudah dibor tapi belum ada penemuan, 8 cekungan dengan penemuan tapi belum berproduksi, dan 16 cekungan produksi.” Untuk itu, Prof. Haris memaparkan sebuah paradigma baru dalam mengeksplorasi Migas, yaitu eksplorasi seismik dengan mengadopsi inovasi, analisis dan interpretasi seismik lanjut (advance seismic interpretation).

Teknologi ini, Lanjut Prof. Haris, menjadi bagian utama dan bagian penting dari tahapan eksplorasi yang diaplikasikan oleh industri migas. Tidak Hanya sampai itu, Pengembangan survei seismik 2D diperluas menjadi seismik 3D dan bahkan 4D yang dapat menghasilkan gambar bawah permukaan yang jauh lebih rinci.

“Dengan demikian, eksplorasi migas sangat membutuhkan ide-ide segar dan inovatif untuk dapat mempertahankan bahkan meningkatkan produksi migas melalui paradigma baru yang tidak hanya melakukan eksplorasi di ladang baru namun kita juga ditantang untuk melakukan eksplorasi di ladang tua yang telah ditinggalkan”. tutup pria kelahiran Pemalang ini.