Teliti Antimikroba dan Antivirus Untuk Perangi DBD, Peneliti FMIPA UI Raih Penghargaan dari Newton Fund

Depok (14/5/2019). Akademisi Departemen Biologi FMIPA UI, Dr. Anom Bowolaksono, M.Sc. baru saja meraih prestasi dengan terpilih sebagai salah satu dari enam peneliti terbaik yang berhasil menerima pendanaan riset melalui program riset newton fund antara Medical Research Council (MRC) dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI.

Hal itu diungkap oleh Menristekdikti RI dan Duta Besar Inggris dalam konferensi pers kerjasama riset penyakit menular antara pemerintah Indonesia dengan Kerajaan Inggris pada Senin (13/5/2019) di Gedung D, Kemenristekdikti RI, Jakarta.

Dalam kerjasama antar negara tersebut, Kemenristekdikti RI bersama Departemen Bisnis, Energi dan Strategi Industri Inggris menyiapkan dana sebesar Rp 37 Miliar untuk mendanai enam penelitian terbaik dalam bidang penyakit menular untuk jangka waktu tiga tahun.

Baca juga : Ahli Biologi Molekuler FMIPA UI Ciptakan Terobosan Baru Sebagai Upaya Perangi DBD

Kepada tim humas FMIPA UI melalui pesan Whatsapp, Anom menjelaskan, Ia akan berkolaborasi dengan Dr. R. Tedjo Sasmono, Ph.D (Lembaga Biologi Molekuler Eijkman), dan peneliti asal inggris, Dr. Peter G. Barlow BSc (Hons) PhD (Research Group for School of Applied Science Edinburg Napier University), untuk menyelesaikan proyek penelitian berjudul “Cathelicidins As Novel Therapeutic Antivirals For Dengue Infection”.

Dalam riset nya itu, Ia, Tedjo Sasmono, dan Peter akan menguji molekul cathelicidins yang diproduksi sistem kekebalan tubuh manusia, apakah molekul ini dapat dimodifikasi untuk memerangi demam berdarah.

Senyawa cathelicidin, lanjut anom, merupakan anggota dari kelompok Host Defence Peptide yang memiliki kemampuan antiviral terkuat yang ditemukan pada manusia dan organisme lainnya. Penelitian ini, merupakan penelitian lanjutan karena sebelumnya telah diketahui bahwa immunomodulator cathelicidin memiliki kemampuan sebagai antiviral yang sangat baik, dan memliki potensi untuk dapat digunakan pada penanganan infeksi dengue.

Riset ini akan dilakukan selama jangka waktu tiga tahun, dengan tujuan untuk mengetahui karakterisasi diferensial dari efek ekspresi infeksi virus dengue, memelajari induksi target apoptosis dengan cathelicidins eksogen, serta mengetahui potensi dari vitamin D dan fenil-butirat untuk digunakan sebagai pengobatan tambahan pada infeksi virus melalui stimulasi dari ekspresi cathelicidin secara endogen.

Rangkaian riset akan diawali dengan proses isolasi beberapa protein terkait, dan melakukan uji ekspresi dan validasi, tahun kedua akan dilakukan induksi autophagy dan regulasi serta menguji aktivitas protein terkait, dan pada tahun terakhir dilakukan uji pengobatan cathelicidins untuk infeksi virus dengue secara eksogen.

Ia berharap senyawa cathelicidins sebagai kandidat pengobatan antiviral novel virus dengue ini dapat digunakan sebagai metode pengobatan kasus infeksi dengue secara luas di kemudian harinya.