Teliti Efektivitas Kandidat Probiotik Untuk Optimalkan Kualitas Ayam Ternak, Hardi Julendra Raih Gelar Doktor

Jum’at (7/8/2020) FMIPA UI menggelar sidang terbuka promosi program studi doktor atas nama Hardi Julendra.
Melalui disertasi berjudul “Studi Efektivitas Konsorsium Bakteri Asam Laktat dan Khamir Isolat Lokal dengan Penambahan Oligosakarida dalam Mendukung Sistem Pencernaan dan Performa Ayam Pedaging”, Hardi Julendra berhasil meraih gelar Doktor Biologi FMIPA UI dengan dipromotori oleh Dr. Promotori Abinawanto.

“Tujuan penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan kondisi mikroflora saluran pencernaan dengan mengurangi bakteri patogen, memperbaiki mikrostruktur mukosa usus sehingga berpengaruh terhadap kecernaan, imunitas dan performa ayam pedaging”. ungkap Dr. Hardi.

Dalam ringkasan disertasinya, Dr. Hardi Julendra menjelaskan latar permasalahan penelitiannya, yakni peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang meningkat, berdampak pada peningkatan kebutuhan masyarakat akan pemenuhan sumber protein hewani seperti telur, susu, dan daging. Hal tersebut membuka peluang untuk meningkatkan usaha peternakan terutama ayam pedaging.

Namun, kerap muncul permasalahan dalam menjalankan usaha peternakan. Terutama dalam hal kesehatan hewan ternak.
Industri perunggasan modern telah berhasil meningkatkan status kesehatan ternak, mempercepat waktu panen dari 90 hari menjadi 30 hari dengan berat antara 1.5 – 2 (kg /ekor).

Pertumbuhan yang cepat tersebut tentunya mendatangkan masalah terhadap sistem pencernaan yang berhubungan dengan metabolisme energi, laju pencernaan dan efisiensi pakan, padahal hampir 60-70% biaya produksi peternakan adalah belanja pakan.

Tak hanya itu, penerapan biosekuritas yang ketat juga menjadi faktor ayam pedaging rentan terhadap cekaman lingkungan dan mudah terkena penyakit.

Selama ini, penggunaan antibiotics growth promoters (AGPs) sebagai salah satu imbuhan pakan untuk meningkatkan performa, imunitas dan mengoptimalkan kecernaan makanan pada ternak, kerap dilakukan industri peternakan.
Namun, penggunaan AGPs dalam jangka panjang pada ayam menimbulkan residual dalam produk daging dan telur yang mempengaruhi kesehatan manusia.

Pemerintah Republik Indonesia dalam UU Nomor 41 Tahun 2014 dan secara teknis dijelaskan dalam Permentan No.14/2017 tentang klasifikasi obat hewan yang melarang penggunaan antibiotik dalam pakan ternak termasuk pelarangan peredaran pakan dengan tambahan AGP’s (Ditjen PKH, 2019a).

Kenyataannya dalam hasil uji yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian ternyata masih ditemukan 70,05% pakan yang beredar di Indonesia mengandung 1-2 ppm AGPs seperti basitrasin (35,11%), kolistin (13,78%), dan virginiamysin (12,64%) (Ditjen PKH, 2019a).

Sehingga upaya dalam menemukan solusi alternatif pengganti AGPs untuk mengoptimalkan kondisi saluran pencernaan ayam pun dilakukan. Salah satunya adalah menggunakan probiotik.

Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang dapat memberikan efek kesehatan pada organisme inangnya karena mempengaruhi perkembangan bakteri patogen dalam usus.

Sayangnya, lanjut Dr. Hardi, saat ini probiotik belum mampu menjawab beberapa masalah terkait dengan efektivitas penggunaan seperti stabilitas produk dalam saluran pencernaan unggas terutama karena melewati suasana ekstrim seperti pH yang mempengaruhi viabilitas probiotik dalam saluran pencernaan.

Sehingga ia memformulasikan penggunaan (konsorsium) Bakteri Asam Laktat (BAL) dengan khamir dan penambahan prebiotik, untuk memperbesar peluang dalam mengatasi masalah- masalah tersebut
“Penggunaan bersama (konsorsium) bakteri asam laktat dengan khamir dan penambahan prebiotik kemungkinan bisa mengatasi masalah- masalah”. ucap Dr. Hardi.

Penggunaan konsorsium sebagai imbuhan pakan belum memperhatikan efek antagonis dari kedua mikroba tersebut dan untuk mengantisipasi efek negatif tersebut ada peluang untuk menggunakan oligosakarida dengan formulasi yang tepat.

Pengunaan oligosakarida dalam konsorsium mempunyai dua keunggulan pertama meningkatkan viabilitas BAL sehingga kesehatan dan imunitas usus meningkat dan kedua khamir akan mendapatkan suplai energi yang banyak dari fermentasi BAL yang melimpah sehingga pertumbuhannya juga meningkat dan kemampuan antibakterinya meningkat.

Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan penelitian tentang penggunaan konsorsium BAL dan khamir serta oligosakarida untuk mengetahui aktivitas antibakteri dan kemampuan berkembang di usus sehingga memberikan efek seperti AGPs.

Ia berharap, penelitiannya ini dapat memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan industri peternakan dan teknologi pembuatan imbuhan pakan ternak.