Tim FMIPA UI Bantu Cegah Abrasi dan Pelestarian Biota Laut di Bekasi

Keprihatinan terhadap abrasi yang terjadi di Pantai Muara Beting, Bekasi, akibat banjir rob, mengerakkan tim akademisi FMIPA UI untuk terjun langsung ke lokasi tersebut untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas). Tim bekerja sama dengan Yayasan Pandu Cendekia, dan Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI.

Abrasi ini berdampak besar pada kehidupan masyarakat Desa Pantai Bahagia, terutama pada mata pencaharian nelayan setempat.

Disana, tim bernama Tanam Bakau Bahagia itu melakukan penanaman 500 bibit bakau di Pantai Muara Beting, Desa Pantai Bahagia, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, pada hari Sabtu, 13 November lalu.

“Banjir rob yang sering terjadi memberikan dampak yang sangat besar pada warga sekitar, terlebih kalau banjir itu baru bisa surut sekitar 4–7 hari. Anak-anak sekolahnya juga jadi terganggu dan banyak juga tambak kepiting yang ikut terdampak dan jadi gagal panen,” ujar Siti Mardianah, warga lokal.

Penanaman bibit bakau diharapkan mampu meminimalisir dampak abrasi dan menambah kesejahteraan warga Desa Pantai Bahagia. Selain sebagai upaya penanganan abrasi, penanaman bakau ini juga diharapkan dapat berdampak pada pelestarian dan konservasi biota laut.

“Pengembangan ekowisata pantai bakau dan pemanfaatan biota laut seperti ikan, udang, kepiting, dan siput diharapkan mampu menambah pendapatan warga sekitar dan menjadikan Desa Pantai Bahagia sebagai salah satu destinasi tak terlewatkan di Kabupaten Bekasi,” ujar Dr. Retno Lestari, M.Si. selaku dosen pembimbing dari tim pengmas.

Rangkaian kegiatan pengmas yang melibatkan 15 warga desa ini terdiri atas sosialisasi dan edukasi mengenai manfaat bakau, mendorong secara kolektif program perawatan tanaman bakau, serta program ekowisata kreatif yang berbasis pulihnya ekosistem muara sungai.

Menurutnya, kegiatan penanaman bakau sangat berperan penting untuk memulihkan ekosistem bakau yang telah rusak. Tanaman bakau dikenal mampu menahan gelombang abrasi air laut dan dapat mendorong pengembangan ekowisata berkelanjutan. Bakau dapat menjadi habitat berbagai hewan termasuk udang, kepiting, ikan dan siput yang dapat di olah menjadi pilihan pangan yang bernutrisi.

Ekowisata adalah kegiatan wisata berwawasan lingkungan yang mengutamakan aspek konservasi alam, pemberdayaan, sosial ekonomi, budaya masyarakat lokal dan pembelajaran serta pendidikan. Terdapat empat strategi utama dalam upaya pengembangan kawasan ekowisata mangrove yang akan dikembangkan oleh tim bersama warga desa dan pemerintah setempat, yaitu pemeliharaan lingkungan hutan mangrove agar tetap lestari, pengembangan sarana dan prasarana pendukung kegiatan wisata mangrove, pengembangan informasi mengenai pentingnya menjaga ekosistem mangrove, dan peningkatan sistem pengawasan terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas wisata.

Penanaman bakau yang dilakukan bersama-sama masyarakat atau disebut juga upaya pelestarian ekosistem seperti ini diharapkan dapat menjadi suatu upaya pelestarian yang terintegrasi dan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat secara langsung. Tim Tanam Bakau Bahagia FMIPA UI terdiri atas sepuluh mahasiswa yang diketuai oleh Bismi Yasinta Maharani, dan Dr. Retno Lestari, M.Si. selaku dosen pembimbing.