Tim Peneliti FMIPA UI Kembangkan Model Matematika untuk Memahami Efek Early Detection dan Physichal Distancing

Tim peneliti Departemen Matematika FMIPA UI yang tergabung dalam Mathematical Epidemiology Research Group, yaitu Dr. Dipo Aldila, Dr. Hengki Tasman, dan Bevina D. Handari, Ph.D. sedang melakukan riset terkait model matematika yang sedang dikembangkan untuk memahami efek dari Early Detection dan Physichal Distancing dalam penyebaran Covid-19.

Mereka berkolaborasi dengan dosen dan peneliti bidang matemtika dari berbagai universitas lain yang ada di seluruh dunia.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Dr. Dipo dalam acara MIPATalk Series 9 yang diselenggarakan secara daring oleh FMIPA UI pada Kamis, 13 Agustus 2020.

Pada acara tersebut, Dr. Dipo membawakan materi bertajuk Predicting the Effectiveness of Early Detection and Physichal Distancing on the Covid-19 Eradication Program: A Case Study in Jakarta.

Melalui pemaparannya, Dr. Dipo mengungkap bahwa sebenarnya model matematika sudah ada sejak lama dan kerap digunakan sebagai pendekatan terhadap suatu fenomena, termasuk fenomena penyebaran berbagai penyakit, jauh sebelum pandemi Covid-19 merebak.

Pada tahun 1927 model matematika dikenal dengan nama SIR Model yang dikemukakan oleh Kermack-Mc. Kendrick.

Ide dari pemodelan ini sangat sederhana, yaitu membagi populasi manusia berdasarkan status kesehatannya, yaitu populasi orang sehat (susceptible (S(t)), orang yang terinfeksi (infected (I(t)), dan orang yang sembuh kembali (recovered (R(t)), yang selanjutnya digunakan sistem persamaan diferensial untuk memprediksi berapa orang yang akan terinfeksi maupun yang akan sembuh di masa yang akan datang.

Sementara itu, penelitian yang kini sedang dikembangkan oleh Dr. Dipo dengan tim adalah model SEAdAuIR. Model SEAdAuIR mampu menangkap berbagai fenomena yang sedang terjadi di masyarakat, diantaranya asymptomatic/symptomatic cases, detected/undected cases, latency period, limitation of hospital capacity, rapid testing, self-isolation, dan physical distancing.

Semua fenomena ini kemudian dikonstruksi modelnya, dan diperoleh pemodelan berdimensi 6 dengan sistem non-linear.

Dimensi model SEAdAuIR yang sedang dikembangkan tim dosen Departemen Matematika FMIPA UI

Dari keenam dimensi tersebut, Dr. Dipo dan tim melakukan analisis terkait 6 faktor, yaitu basic reproduction number (R0), parameter estimation, sensitivity analysis, final state of population, bifurcation analysis, dan numerical experiment.

Di akhir pemaparan, Dr. Dipo menyimpulkan bahwa model matematika tidak boleh terlalu dijadikan pedoman dalam memperediksi keadaan untuk jangka panjang, karena dalam pemodelan banyak asumsi yang dibuat untuk menyederhanakan model.

“Perlu dicatat bahwa model matematik itu jangan membuat kita untuk overconfidence dalam prediksi jangka panjang,” ujar Dr. Dipo.

Lebih lanjut lagi, Ia mengatakan bahwa model matematika perlu terus dilakukan evaluasi dan dikembangkan oleh para matematikawan sesuai perkembangan yang ada di lapangan.

“Model yang dibentuk oleh matematikawan juga harus terus dievaluasi,” kata Dr. Dipo menambahkan.

 

Penulis : Theo Andita Nugraha (Matematika 2017)-Kontributor Humas FMIPA UI
Editor : Tim Humas FMIPA UI