Arsip Alumni

Alumni merupakan salah satu komponen penting yang ada di setiap departemen/ fakultas/ universitas selain dosen, karyawan dan mahasiswa. Alumni FMIPA UI merupakan bagian dari Keluarga Besar ILUNI UI, yang disebut sebagai ILUNI FMIPA UI.

Kepengurusan ILUNI FMIPA UI adalah sebagai berikut:

Penasihat – Prof. Dr. rer. nat Abdul Haris
Penasihat – Drs.Hendrisman Rahim
Penasihat – Dr. Drs. Tubagus Haryono, SE., MM., AK.
Penasihat – Dr. Hotbonar Sinaga, S

Ketua ILUNI FMIPA UI – Pamela Cardinale S.Si., M.Si., PC®
Wakil Ketua 1 : Ketua ILUNI Dep. Matematika – Shafira Bawazier, S.Si.
Wakil Ketua 2 : Ketua ILUNI Dep. Fisika – Drs. Satya Heragandhi, M.Sc.
Wakil Ketua 3 : Ketua ILUNI Dep. Kimia – Dr. Nadirah, M.Sc.
Wakil Ketua 4 : Ketua ILUNI Dep. Biologi – Shobi Lawalata, S.Si.
Wakil Ketua 5 : Ketua ILUNI Dep. Geografi – Darsono, S.Si., M.Si.

Sekretaris Jenderal ILUNI FMIPA UI : Dra. Siti Alawiyah (Ella)
Wakil Sekretaris Jenderal ILUNI FMIPA UI : Hendro Santono, S.Si.
Wakil Sekretaris Jenderal ILUNI FMIPA UI : Dr. Tito Latif Indra, M.Si.

Bendahara ILUNI FMIPA UI : Poppy Juanita Dewayani, S.Si, MM-DESS CAAE, CFP®, AEPP®, QWP®

Hubungan Kerjasama Eksternal : Aditya Girindra Wardhana, S.Si.
Humas 1 : Karmila Sari, S.Si., MM.
Humas 2 : Indra Zen, S.Si.

Ketua Bidang Olahraga : Riza Harmain, S.Si.
Wakil Ketua Bidang Olahraga : Ghalih W Akbar. S.Si.
Ketua Bidang Seni Musik : Dra. Diah Kusumaningrum
Wakil Ketua Bidang Seni Musik : Dina Rudita, SSi.

Universitas Indonesia merupakan salah satu universitas pertama di Indonesia yang memulai studi pelacakan alumni (Tracer Study) di tingkat perguruan tinggi. Pada tahun 2008 UI secara serius menggarap Tracer Study UI 2008. Terlepas dari beberapa kekurangan pada studi rintisan tersebut, Tracer Study UI 2008 telah terbukti bermanfaat bagi perguruan tinggi dan dunia kerja.

Pada tahun 2014 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam mulai konsisten menggarap Tracer Study FMIPA UI. Konsistensi ini terlihat dari beberapa peran alumni FMIPA UI yang melalui jasa konsultasi, hibah, serta dana sumbangan sukarela yang nantinya dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan Fakultas MIPA UI melalui event atau acara tertentu. Tidak hanya itu, ILUNI FMIPA UI secara rutin akan membuat sebuah bulletin ILUNI FMIPA UI dan akan melakukan Tracer Study FMIPA UI berbasis kepakaran untuk dijadikan buku direktori lulusan FMIPA UI.

ILUNI FMIPA UI secara rutin mengadakan kegiatan tahunan yang bertajuk “Homecoming Day FMIPA UI” dengan tujuan (i) mempersatukan dan mempererat tali persaudaraan antara sesama alumni FMIPA UI, (ii) sebagai wadah yang memfasilitasi hubungan berkesinambungan antara alumni, fakultas, departemen, dan para mahasiswa FMIPA UI yang nantinya diharapkan dapat mendarmabaktikan ilmu pengetahuan dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara, (iii) menggali informasi lebih rinci mengenai biografi para alumni yang nantinya bisa menjembatani hubungan antara alumni dengan mahasiswa yang mencari pengalaman pembelajaran di dunia pendidikan tinggi dan sebagai prasyarat kinerja di dunia kerja, (iv) menggali informasi lebih lanjut mengenai transisi dari dunia pendidikan tinggi ke dunia kerja, relevansi pendidikan dan pemerolehan kompetensi alumni, aspek sosiobiografi alumni, serta memotret hubungan antara pengalaman pembelajaran di dunia pendidikan tinggi dan prasyarat serta kinerja di dunia kerja.

Sampai dengan tahun 2014 lulusan FMIPA UI telah mencapai ± 19.000 orang. Para alumni FMIPA UI yang telah berhasil dan berkarya untuk Indonesia tersebar di berbagai bidang di lembaga pemerintah seperti: BPPT, BAPETEN, BP Migas, BATAN, LIPI, Kementrian Pendidikan & Kebudayaan, Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Energi dan Mineral, Kementrian Pertanian, Kementrian Keuangan, PT.Telkom. Sementara di lembaga non-pemerintah seperti WWF, CI, WALHI, NRM, World Bank. Adapun di perusahaan swasta, yang bergerak dalam bidang perbankan, asuransi, media massa, pertambangan & perminyakan, agrobisnis, consumer goods, komputer & IT, telekomunikasi, pemetaan digital, industri farmasi, industri kimia, industri semikonduktor, industri logam, pendidikan dan riset, survei.

ILUNI UI memiliki beberapa program antara lain :

  1. Melakukan pendataan ulang alumni FMIPA UI dan mengembangkan website alumni yang bermanfaat bagi perguruan tinggi dan dunia kerja, melanjutkan Program Tracer Study berbasis kepakaran oleh kepengurusan ILUNI FMIPA UI periode sebelumnya yang belum terlaksana.
  2. Temu Alumni/ Temu Akbar berupa reuni yang dilakukan oleh masing-masing Alumni Departemen.
  3. Kegiatan rutin bertajuk Homecoming Day FMIPA UI dengan tujuan
  4. mempersatukan dan mempererat tali persaudaraan antara sesama alumni FMIPA UI
  5. sebagai wadah yang memfasilitasi hubungan berkesinambungan antara alumni, fakultas, departemen, dan para mahasiswa FMIPA UI yang nantinya diharapkan dapat mendarmabaktikan ilmu pengetahuan dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara
  6. menggali informasi lebih rinci mengenai biografi para alumni yang nantinya bisa menjembatani hubungan antara alumni dengan mahasiswa yang mencari pengalaman pembelajaran di dunia pendidikan tinggi dan sebagai prasyarat kinerja di dunia kerja
  7. menggali informasi lebih lanjut mengenai transisi dari dunia pendidikan tinggi ke dunia kerja, relevansi pendidikan dan pemerolehan kompetensi alumni, aspek sosiobiografi alumni, serta memotret hubungan antara pengalaman pembelajaran di dunia pendidikan tinggi dan prasyarat serta kinerja di dunia kerja.
  8. Diskusi atau Sharing Soft Skill – dari Alumni untuk Mahasiswa dan dari Alumni untuk Alumni. Pada program ini ILUNI FMIPA UI tidak membatasi untuk berbagi ilmu pengetahuan dan keterampilan hanya dari alumni FMIPA UI, namun juga bekerjasama dengan Fakultas lain bahkan Perguruan Tinggi lain.
  9. Kegiatan Seni Budaya Bersama Alumni
  10. Aktivitas Olahraga Bersama Alumni

ILUNI FMIPA UI juga melakukan kerjasama dengan Mahasiswa Aktif dalam program dan kegiatan-kegiatannya.

Sampai dengan tahun 2019 lulusan FMIPA UI telah mencapai ± 21.000 orang. Para alumni FMIPA UI yang telah berhasil dan berkarya untuk Indonesia tersebar di berbagai bidang di lembaga pemerintah seperti: BPPT, BAPETEN, BP Migas, BATAN, LIPI, Kementrian Pendidikan & Kebudayaan, Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Energi dan Mineral, Kementrian Pertanian, Kementrian Keuangan, PT.Telkom. Sementara di lembaga non-pemerintah seperti WWF, CI, WALHI, NRM, World Bank. Adapun di perusahaan swasta, yang bergerak dalam bidang perbankan, asuransi, media massa, pertambangan & perminyakan, agrobisnis, consumer goods, komputer & IT, telekomunikasi, pemetaan digital, industri farmasi, industri kimia, industri semikonduktor, industri logam, pendidikan dan riset, survei.

Beberapa nama alumni FMIPA UI yang telah berhasil dan berkarya untuk kemajuan Indonesia, adalah :

  1. Fauzi Bahar M.Si alumni Program Magister FMIPA UI tahun angkatan 2002, menjabat sebagai Wali Kota Padang periode 2004 – 2009. Kemudian pada tahun 2009, terpilih kembali untuk masa jabatan kedua kalinya sebagai Wali Kota Padang dalam pemilihan Pilkada langsung tahun 2009.
  2. Suharna Surapranata MT, alumni Departemen Fisika UI tahun 1978, seorang politikus Indonesia pernah menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu II pada masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudoyono.
  3. Terry Mart alumni Departemen Fisika tahun 1988, merupakan Fisikawan Universitas Indonesia dan Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Fisika di Fakultas MIPA UI. Beliau merupakan salah satu penemu partikel subatom D13; telah menghasilkan 117 publikasi ilmiah dalam jurnal Physical Review, yang merupakan jurnal fisika bergengsi di lingkup internasional.
  4. Dipo Alam alumni Departemen Kimia FMIPA UI tahun 1978 seorang politisi yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Kabinet (SesKab) Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu II pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudoyono.
  5. Asep Karsidi, M.Sc alumni Departemen Geografi FMIPA UI tahun 1980, saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Informasi Geospasial.
  6. Lukman Hakim,M.Sc, Ph. D, Apt. alumni Departemen Farmasi FMIPA UI tahun 1979, pernah menjabat sebagai kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
  7. Muhammad Budi Setiawan, M.Eng alumni Departemen Fisika tahun 1987, pada saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) di Kementerian Komunikasi dan Informatika.
  8. Nefo Andrawiyanti alumni Departemen Fisika tahun 1981, saat ini bekerja di Data Recognition Corp, Amerika Serikat sebagai Sr. Software Quality Assurance Analyst.
  9. Sinta Sirait alumni Departemen Biologi FMIPA UI tahun 1990, saat ini bekerja di PT. Freeport Indonesia dan menjabat sebagai Director, EVP, Chief of Communications & Public Affairs Officerdi PT. Freeport Indonesia.
  10. Yohanes Surya alumni Departemen Fisika FMIPA UI tahun 1986 adalah guru besar fisika di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Pernah menjadi Dekan Fakultas Sains dan Matematika Universitas Pelita Harapan, salah satu founder The Mochtar Riady Institute, anggota Dewan Wali Amanah Sekolah Tinggi Islam Assalamiyah Banten, dan Rektor Universitas Multimedia Nusantara
  11. Darwin Silalahi alumni Departemen Fisika FMIPA UI, sejak tahun 2007 bekerja sebagai Country Chairman Shell Companies di Indonesia dan Presiden Direktur PT Shell Indonesia. Sebelumnya, selama 7 tahun bertugas sebagai Country CEO Booz Allen Hamilton Indonesia, perusahaan konsultan manajemen strategik ternama di dunia.
  12. Suharyo Sumowidagdo alumni S2 Departemen Fisika saat ini bekerja sebagai research scientist di Department of Physics and Astronomy, University of California Riverside, serta sebagai anggota kolaborasi Compact Muon Solenoid(CMS) di CERN, Geneva, Swiss. Sebelumnya beliau juga menjadi anggota kolaborasi D0 di Fermi National Laboratory, AS.
  13. Karliansyah, M.Si alumni Departemen Biologi FMIPA UI tahun 1995, bekerja di Kementerian Lingkungan Hidup, menjabat sebagai Sekretaris Menteri Lingkungan Hidup (Plt) Deputi II Menteri Lingkungan Hidup Bidang Pengendalian Pencemaran.
  14. Rasio Ridho Sani, M.Comm, MPM alumni Departemen Kimia FMIPA UI, pernah menjabat sebagai Deputi IV Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, Limbah Berbahaya dan Beracun dan Sampah Kementrian Lingkungan Hidup.
  15. Tri Djoko Santoso alumni Departemen Matematika FMIPA UI, kini bekerja di LN Consulting sebagai Direktur Utama LN Consulting, Amerika Serikat.
  16. Hendrisman Rahim alumni Departemen Matematika FMIPA UI tahun 1983, kini menjabat sebagai Direktur Utama PT. Asuransi Jiwasraya (Persero).

Hormat Kami, Ikatan Alumni Fakultas MIPA UI

Fauzi Bahar M.Si

alumni Program Magister FMIPA UI tahun angkatan 2002, menjabat sebagai Wali Kota Padang periode 2004 – 2009. Kemudian pada tahun 2009, terpilih kembali untuk masa jabatan kedua kalinya sebagai Wali Kota Padang dalam pemilihan Pilkada langsung tahun 2009.

Fauzi Bahar dilahirkan di Ikua Koto, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, 16 Agustus 1962. Fauzi merupakan anak keempat dari enam bersaudara.

Fauzi sejak muda sudah aktif di sejumlah kegiatan. Ia pernah menjadi pelatih silat di perguruan Pat Ban Bu di Ikua Koto. Ia juga pernah terpilih menjadi Ketua Pemuda Ikua Koto. Saat masih jadi mahasiswa, Fauzi aktif dalam kegiatan ekstra kurikuler Resimen Mahasiswa (Menwa), dan menjadi komandan.[3]

Sebelum terpilih menjadi wali kota Padang melalui sistem perwakilan di DPRD Kota Padang pada 2004 lalu, Fauzi merupakan perwira TNI AL dengan pangkat Letnan Kolonel (Letkol)

 

Suharna Surapranata MT

alumni Departemen Fisika UI tahun 1978, seorang politikus Indonesia pernah menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu II pada masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudoyono.
Drs. H. Suharna Surapranata, M.T. (lahir di Bandung, Jawa Barat, 13 Desember 1955; umur 65 tahun) adalah seorang politikus Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu II, tetapi pada saat reshuffle tanggal 18 Oktober 2011, ia digantikan oleh Gusti Muhammad Hatta.[1]

Suharna Surapranata meraih gelar sarjana dari Departemen Fisika Universitas Indonesia dan magister Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung.[2] juga ikut mendirikan Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI).[3]

 

 

 

 

Prof. Dr. Drs. Terry Mart
Terry Mart alumni Departemen Fisika tahun 1988, merupakan Fisikawan Universitas Indonesia dan Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Fisika di Fakultas MIPA UI. Beliau merupakan salah satu penemu partikel subatom D13; telah menghasilkan 117 publikasi ilmiah dalam jurnal Physical Review, yang merupakan jurnal fisika bergengsi di lingkup internasional.
Prof. Dr. Drs. Terry Mart (lahir di Palembang, 3 Maret 1965) adalah ilmuwan fisika nuklir dan partikelyang sekarang mengabdikan diri sebagai guru besar dan dosen di departmen Fisika, FMIPA, Universitas Indonesia.[2]
Sejak sekolah dasar ia sudah membaca buku-buku tentang elektronika.[3] Terry juga aktif dalam kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni baik itu dalam skala nasional maupun internasional. Penelitian yang dilakukannya mengenai perkembangan partikel kaon, yang disebut sebagai partikel aneh, karena bisa diproduksi. Partikel kaon ini selalu berdampingan dengan hyperon.
Ia lulus dari SMA 3 Jakarta dan mendapatkan nilai sempurna pada mata pelajaran matematika dan ilmu pasti lainnya. Kemudian Terry melanjutkan pendidikannya di Univeritas Indonesia. Pada saat itu ia diterima melalui jalur undangan yang bernama jalur perintis dua. Sampai pada akhirnya ia mendapatkan gelar sarjana dari jurusan Fisika Universitas Indonesia pada tahun 1988 dengan predikat cum-laude.[1]
Pada tahun 1996, dia menerima gelar Doctor rerum naturalium (Doktor ilmu) dari Universitaet Mainz, Jerman dengan predikat cum-laude.[1] Antara tahun 1997 sampai tahun 2000, Ia menghabiskan penelitian pasca doktoral-nya. Penelitian tersebut sebagian besar dilakukan di Universitas George Washington, Washington DC, Amerika Serikat, Departemen Simulasi Fisika dan Pusat Sains, Universitas Sains Okayama, Okayama, Jepang, dan Institut fur Kernphysik, Jerman.[4]

Dipo Alam
Dipo Alam alumni Departemen Kimia FMIPA UI tahun 1978 seorang politisi yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Kabinet (SesKab) Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu II pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudoyono.

Dr. Dipo Alam (lahir di Jakarta, Indonesia, 17 November 1949; umur 71 tahun) adalah seorang politisi yang menjabat Sekretaris Kabinet (SesKab) Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu II. Sebelumnya, mantan Ketua Mikro Ekonomi ini dipercaya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Sekretaris Jenderal Organisasi Negara-negara Berkembang (Developing Countries) 8 atau D-8 pada tahun 2006, yang bermarkas di Istanbul, Turki.[1]
Mantan Ketua Umum Dewan Mahasiswa Universitas Indonesiaini telah mengabdi selama 25 tahun baik di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan sebagai Deputi Menko Perekonomian, yang bersinggungan dengan NGOInternasional seperti World Bank, Development Bank, negara Eropadan lain-lain.[2]

 

 

Asep Karsidi, M.Sc

Asep Karsidi mengawali karir di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi pada 1981 di proyek Hujan Buatan. Saat itu, Hujan Buatan masih sebagai proyek khusus yang diinisiasi BPPT. Sepuluh tahun kemudian, pada 1990, Asep Karsidi bergabung dengan TISDA (Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam) hingga menjadi Direktur TISDA BPPT pada 1997.

Pada 2000, Asep Karsidi melanjutkan pendidikan jenjang lebih tinggi (PhD) di Adelaide University South Australia dan mampu menyelsaikan akhir tahun 2003. Setahun berselang, Dr Asep Karsidi dipilih memegang tampuk Kepala UPT (Unit Pelaksana Teknis) Hujan Buatan.

Menapaki kembali bidang hujan buatan, beberapa terobosan penting ditorehkan. Dr Asep Karsidi mempopulerkan Istilah “Teknologi Modifikasi Cuaca” ketimbang istilah “Hujan Buatan”. “Saya memiliki pemikiran bahwa kita tidak bisa bikin hujan tapi melakukan modifikasi kondisi cuaca untuk meningkatkan curah hujan dan mempercepat jatuhnya hujan,” paparnya.

Dr Asep Karsidi bahkan mampu mensejajarkan UPT Hujan Buatan dengan insitusi luar negeri dengan memenangkan tender Internasional untuk pelaksanaan TMC di wilayah konsesi tambang Perusahaan PT. INCO di Soroako Sulawesi Selatan, pada 2004/2005. Saat itu, pesaing utama yang dikalahkan yaitu Weather Modification Inc (WMI) dari Amerika Serikat.

Dibalik kompetisi bisnis, Asep Karsidi justru memanfaatkan momentum dengan mengajak kerjasama WMI (2005-2006) dalam upaya meningkatkan kemampuan Teknologi Modifikasi Cuaca. Bahkan memberangkatkan para ilmuwan UPT Hujan Buatan mengikuti training dan magang di Fargo North Dakota USA, (kampus WMI).

Di bidang riset TMC, Dr Asep Karsidi menginisiasi pemanfaatan teknologi flare di Indonesia termasuk mendorong ilmuwan-ilmuwan UPT Hujan Buatan membuat flareproduk Indonesia. “Diantaranya Djoko Gunawan dan kawan-kawan,” ujarnya.

Flare berbentuk tabung yang di dalamnya berupa campuran bahan kimia dan bahan semai yang sudah diracik sedemikian rupa, sehingga tes asap sesudah pembakaran menunjukkan partikel dengan ukuran yang sesuai untuk rekayasa modifikasi awan. “Teknologi flare menjadikan operasional TMC lebih optimal,” tukasnya.

Dr Asep Karsidi juga memodifikasi pesawat Kingair milik PT Survei Udara Penas (Perusahaan Negara Aerial Survey) untuk dijadikan pesawat penyemai awan berbasis flare. Saat El Nino melanda Indonesia sekitar 2005, Dr Asep Karsidi mengambil langkah cepat dengan memfasilitasi operasi Water Bombing dengan mendatangkan pesawat BE200 dari Rusia atas permintaan BAKORNAS PB-Menko Kesra.

Pada 2007, Dr Asep Karsidi melepas tugas di UPT Hujan Buatan dan diangkat menjadi Deputi Menko Kesra bidang Kerawanan Sosial menggawangi pembentukan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).

Kendati demikian, Asep Karsidi tetap berharap para pimpinan dan keluarga besar BBTMC lebih proaktif untuk meningkatkan kemampuan teknologi modifikasi cuaca. “Modifikasi cuaca tidak terfokus pada peningkatan dan pengurangan curah hujan saja. Tetapi juga para penerusnya mampu melakukan terobosan teknologi yang baru sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi dan terjadinya akselerasi perubahan lingkungan alam,” ujarnya.

Dr Asep Karsidi diangkat menjadi Kepala BAKOSURTANAL pada 2010 dengan torehan prestasi lahirnya Undang-Undang Informasi Geospasial (UU IG) pada 2011. BAKOSURTANAL pun berubah nama menjadi Badan Informasi Geospasial. Dr Asep Karsidi juga menginisiasi One Map Policy dan pembangunan Ina Geoportal sebagai sarana berbagi pakai stake holder di bidang informasi geospasial.

Prof. Lukman Hakim, M.Sc., Ph.D., Apt
Lukman Hakim,M.Sc, Ph. D, Apt. alumni Departemen Farmasi FMIPA UI tahun 1979, pernah menjabat sebagai kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Prof. Lukman Hakim, M.Sc., Ph.D., Apt. (lahir di Curup, Bengkulu, 23 September 1953; umur 67 tahun) adalah seorang ilmuwan dan pengajar Indonesia. Ia menjadi aktivis Gerakan Mahasiswa 1977-1978 yang menentang pemerintahan otoriter Presiden Soeharto dan menolak penerapan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef tentang Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) yang membekukan dewan dan senat mahasiswa di perguruan tinggi seluruh Indonesia. Saat meletusnya pergerakan mahasiswa itu ia menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia periode 1977-1978.[1][2] Ia adalah Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ke-8, menggantikan penjabat sebelumnya Umar Anggara Jenie. Lukman yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Kepala LIPI dilantik menjadi Kepala LIPI oleh Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata pada 14 Juni 2010 [3]. Ia menyelesaikan masa jabatannya pada 18 Oktober 2014.

Muhammad Budi Setiawan, M.Eng
alumni Departemen Fisika tahun 1987, pada saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) di Kementerian Komunikasi dan Informatika.

 

 

Nefo Andrawiyanti
alumni Departemen Fisika tahun 1981, saat ini bekerja di Data Recognition Corp, Amerika Serikat sebagai Sr. Software Quality Assurance Analyst.

Sinta Sirait alumni Departemen Biologi FMIPA UI tahun 1990, saat ini bekerja di PT. Freeport Indonesia dan menjabat sebagai Director, EVP, Chief of Communications & Public Affairs Officerdi PT. Freeport Indonesia.

Sinta R. Sirait
Advisor – ISD Board of Advisors
Sinta Sirait received her Bachelor’s Degree in Math and Sciences from University of Indonesia in 1990, and she graduated with a Master’s Degree in Business Administration from University of Colorado at Denver, Colorado in 1993.While completing her graduate studies, she started working at the Greater Denver Chamber of Commerce as Assistant to the Chief Economic Officer. In 1994, she joined Freeport-McMoRan Inc. with their Management Training Program. The following year, she returned to Indonesia and later on became the Senior Manager of Government Relations for PT. Freeport Indonesia (PTFI). In 2003, she was promoted to Vice-President of Government Relations and became a member of the company’s Social and Local Development Task Force.

In late 2004, Sinta went to work for Standard Chartered Bank as Country Head & Vice President of Corporate Affairs Indonesia and also as Member of Country Management Committee (ManCom). Two years later, she returned to PT. Freeport Indonesia as Director-Executive Vice President and Chief Administrative Officer until early 2012 then as Director-Executive Vice President and Chief Communication & Public Affairs Officer responsible for Corporate Communication, Government Relations and CSR until March 2013 when she decided to leave her Directorship with PTFI and continue as an Advisor for the company until now. Sinta is the founder of SSConsulting (www.ss-consulting.co), a consultancy in the area of HR Solution, Strategic Communication as well as Sustainability. From mid 2014 to 2015, she served as the Executive Director of Indonesia Services Dialogue, a tri-sectoral dialog forum and coalition promoting growth and greater efficiency in the Indonesian services sector with the support of The Employers’ Association of Indonesia (APINDO) and Indonesian Chamber of Commerce and Industry (KADIN). She also served as ISD Chairwoman from 2015 to August 2017.

Sinta is an active board member in community and professional organizations, some of which are The Employers’ Association of Indonesia (APINDO) as a Board Member and Head of America and Europe Division, Indonesian Mining Association (IMA), Chairperson in charge of the Board Yayasan Pembangunan Inovasi Daerah – Center for Local Governance Innovation (YIPD) which focuses on best practices in Governance & Public Administration, one of the founders of Indonesian Business Coalition on HIV-AIDS (IBCA) that promotes HIV-AIDS awareness and non-discriminatory policy in labor-intensive companies, and Math and Sciences Alumni Association of University of Indonesia (ILUNI FMIPA UI).

Prof. Drs. Yohanes Surya, M.Sc., Ph.D
Yohanes Surya alumni Departemen Fisika FMIPA UI tahun 1986 adalah guru besar fisika di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Pernah menjadi Dekan Fakultas Sains dan Matematika Universitas Pelita Harapan, salah satu founder The Mochtar Riady Institute, anggota Dewan Wali Amanah Sekolah Tinggi Islam Assalamiyah Banten, dan Rektor Universitas Multimedia Nusantara

Prof. Drs. Yohanes Surya, M.Sc., Ph.D. (lahir di Jakarta, 6 November1963; umur 57 tahun) adalah seorang fisikawan Indonesia. Selain itu ia dikenal juga sebagai pembimbing Tim Olimpiade Fisika Indonesia/TOFI. Saat ini Yohanes Surya aktif dalam berbagai pelatihan Matematika dan FisikaGASING (Gampang Asyik dan Menyenangkan)[1]

 

Selepas dari SMA 12, Ia mulai memperdalam fisika pada jurusan Fisika MIPA Universitas Indonesia hingga tahun 1986 dan mengajar di SMAK I PenaburJakarta hingga tahun 1988. Selanjutnya dengan didorong oleh Para dosen pembimbingnya, ia menempuh program master dan doktornya di College of William and Mary, Virginia, Amerika Serikat. Program masternya diselesaikan pada tahun 1990 dan program doktornya pada tahun 1994 dengan predikat cum laude. Selepas mendapatkan gelar Ph.D., Ia sempat menjadi Consultant of Theoretical Physics di TJNAF/CEBAF (Continous Electron Beam Accelerator Facility) VirginiaAmerika Serikat (1994). Walaupun sudah punya Greencard (izin tinggal dan bekerja di Amerika Serikat), Yohanes Surya akhirnya pulang ke Indonesia dengan tujuan ingin mengharumkan nama Indonesia melalui olimpiade fisika (semboyannya waktu itu adalah “Go Get Gold”) serta mengembangkan fisika dan ilmu sains di Indonesia.

Pelopor TOFI (Tim Olimpiade Fisika Indonesia)

Keterlibatan Yohanes Surya dalam Olimpiade Fisika, dimulai ketika ia masih menjadi kandidat doktor Fisika di College of William and Mary. Ia tertarik ketika melihat pengumuman bahwa akan diadakan Olimpiade Fisika International (IPhO – International Physics Olympiad ke-24) di kampus William and Mary. Bersama dengan rekannya Agus Ananda, ia meminta bantuan Universitas Indonesia untuk mengadakan seleksi bagi 5 orang siswa SMA Indonesia. Selanjutnya 5 orang siswa ini diundang untuk dilatih olehnya di Amerika Serikat. Universitas Indonesia, melalui Fakultas MIPA akhirnya terseleksi 5 orang siswa, yaitu: Oki Gunawan (SMAN 78 Jakarta), Jemmy Widjaja (SMAK 1 Jakarta), Yanto Suryono (SMAK 1 Jakarta), Nikodemus Barli (SMAN 5 Surabaya), dan Endi Sukma Dewata (SMAN 2 Kediri). 5 Orang inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI). Akhirnya mereka berhasil mengikuti IPhO dan berhasil menyabet medali perunggu untuk Indonesia atas nama Oki Gunawan[2].

Tahun 1994 akhir, Ia memutuskan untuk pulang ke Indonesia untuk melatih dan memimpin Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI). Selain itu Yohanes Surya juga menjadi pengajar dan peneliti pada program pasca sarjana UI untuk bidang fisika nuklir (tahun 1995–1998). Pada tahun 1995, akhirnya Yayasan TOFI resmi berdiri, Yayasan ini merupakan wadah yang melakukan pelatihan dan pencarian tunas-tunas bangsa untuk berlomba di IPhO. Dari tahun 1993 hingga 2007 siswa-siswa binaannya berhasil mengharumkan nama bangsa dengan menyabet 54 medali emas, 33 medali perak dan 42 medali perunggu dalam berbagai kompetisi Sains/Fisika Internasional.[3] Pada tahun 2006 [4] seorang siswa binaannya, Jonathan Pradana Mailoa[5], berhasil meraih predikat “The Absolute Winner” (Juara Dunia) dalam International Physics Olympiad (IPhO) XXXVII di Singapura.

Sejak tahun 2000, Yohanes Surya banyak mengadakan pelatihan untuk guru-guru fisika dan matematika di hampir semua kota besar di Indonesia, di ibu kota kabupaten/kotamadya, sampai ke desa-desa di seluruh pelosok Nusantara, termasuk pesantren-pesantren. Untuk mewadahi pelatihan-pelatihan ini Yohanes Surya mendirikan Surya Institute. Pada tahun 2009 Surya Institute bekerja sama dengan pemerintah daerah, World Vision Internasional, serta Lembaga Nobel Indonesia mempersiapkan sejumlah siswa dari beberapa daerah di Provinsi Papua untuk mengikuti olimpiade sains atau matematika di tingkat nasional dan internasional.[6]

Yohanes Surya merupakan penulis produktif untuk bidang Fisika/Matematika. Ada 68 buku sudah ditulis untuk siswa SD sampai SMA. Selain menulis buku, ia juga menulis ratusan artikel Fisika di jurnal ilmiah baik nasional maupun internasional, harian KOMPAS, TEMPO, Media Indonesia[7] dan lain-lain. Ia juga pencetus istilah MESTAKUNG[8] dan tiga hukum Mestakung, serta pencetus pembelajaran Gasing (Gampang, Asyik, Menyenangkan).

Selain sebagai penulis, Yohanes Surya juga sebagai narasumber berbagai program pengajaran Fisika melalui CD ROM untuk SD, SMP dan SMA. Ia juga ikut memproduksi berbagai program TV pendidikan di antaranya Petualangan di Dunia Fantasi dan Tralala-trilili di RCTI.

Yohanes Surya adalah guru besar fisika dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Ia pernah menjadi Dekan Fakultas Sains dan Matematika Universitas Pelita Harapan, Kepala Promosi dan Kerjasama Himpunan Fisika Indonesia (2001-2004), juri berbagai lomba sains/matematika (XL-com, L’oreal, UKI dsb.), anggota Dewan Kurator Museum Iptek Taman Mini Indonesia Indah, salah satu founder The Mochtar Riady Institute, anggota Dewan Wali Amanah Sekolah Tinggi Islam Assalamiyah Banten. Selain itu Prof. Yohanes Surya pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Multimedia Nusantara (Kompas GramediaGroup) hingga akhir 2010, serta aktif mengkampanyekan Cinta Fisika (Bali Cinta Fisika, Kalbar Cinta Fisika dsb) di seluruh Indonesia.

Sejak pertengahan 2009, Prof. Yohanes Surya merintis berdirinya Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya (STKIP Surya) di Tangerang.

Dalam organisasi internasional

Yohanes Surya berkiprah dalam berbagai organisasi internasional sebagai Board member of the International Physics Olympiad, Vice President of The First step to Nobel Prize (1997-sekarang), penggagas dan president Asian Physics Olympiad(2000-sekarang), Chairman of The first Asian Physics Olympiad, di Lippo Village, Karawaci, Tangerang (2000), Executive member of the World Physics Federation Competition, Chairman of The International Econophysics Conference di Bali 2002, Chairman the World Conggress Physics Federation 2002, Board of Experts di majalah National Geographic Indonesia serta menjadi Chairman of Asian Science Camp 2008 di Denpasar, Bali.

Selama berkarier di bidang pengembangan fisika, Yohanes Surya pernah mendapatkan berbagai award/fellowship antara lain CEBAF/SURA award AS ’92-93 (salah satu mahasiswa terbaik dalam bidang fisika nuklir pada wilayah tenggara Amerika), penghargaan kreativitas 2005 dari Yayasan Pengembangan Kreativitas, anugerah Lencana Satya Wira Karya (2006) dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahun yang sama, ia terpilih sebagai wakil Indonesia dalam bidang pendidikan untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, George W. Bush. Pada tahun 2007, ia menulis buku “Mestakung: Rahasia Sukses Juara Dunia” yang mendapatkan penghargaan sebagai penulis Best Seller tercepat di Indonesia.

Selain itu, Yohanes Surya juga memprakarsai beberapa kegiatan internasional yang berhubungan dengan pengembangan sains, matematika dan fisika, di antaranya adalah:

  • 24 November- 5 Desember 2010: Olimpiade Astronomi Tingkat Asia-Pasifikke-VI atau The Asian-Pacific Astronomy Olympiad / APAO, di Tolikara, Papua.
  • 14- 17 November 2011: Lomba Matematika dan Sains Asia tingkat SD(ASMOPS / Asian Science and Mathematics Olympiad for Primary School) pertama [9].
  • 28 Desember2011 – 3 Januari 2011:Olimpiade Fisika tingkat Dunia atau World Physics Olympiad / WoPhO, di Mataram, Lombok [10][11].
  • 2- 7 September 2012 Asia Pacific Conference of Young Scientists atau APCYS 2012 di Palangkaraya [12]
  • 15- 22 April 2013 International Conference of Young Scientists atau ICYS 2013 di Bali[13]
  • 13- 20 Mei 2013 Asia Pacific Conference of Young Scientists atau APCYS2013 di Palembang[14].

5 – 15 Mei 2013 Asian Physics Olympiad atau APhO ke-14 di Bogor, Jawa b

Surya Research Education Center (2013-2016)

Pada tahun 2010, Prof. Yohanes Surya mulai merintis pembangunan gedung Surya Research Education Center, sebuah gedung pusat pe

nelitian dan pendidikan, khususnya dibidang Matematika dan Fisika. Gedung ini berada di kawasan Summarecon Serpong, Tangerang dan diresmikan pada 29 Maret 2011. Gedung ini akan dipakai untuk pelatihan bagi mereka yang ikut olimpiade sains atau matematika, pelatihan guru dan pelatihan anak-anak Papua.[16]

Novel TOFI

Selain aktif sebagai penulis buku fisika, Prof. Yohanes Surya bersama timnya, Ellen Conny dan Sylvia Lim juga menerbitkan novel fiksi ilmiah Petualangan Tofiyang berjudul “Perburuan Bintang Sirius”. Novel yang bercerita tentang seorang tokoh benama Tofi ini memakan waktu penulisan selama tiga tahun dan sebagian besar nama karakter tokohnya menggunakan istilah‐istilah sains yang memang sesuai dengan sifat dan karakter para tokohnya

Surya University, Scientia Garden, Summarecon Serpong (2014-2016)

Pada tahun 2013, Yohanes Surya mendirikan universitas berbasis riset, Surya University yang kampusnya berlokasi di Summarecon Serpong, Tangerang. Universitas baru ini memiliki 3 fakultas dan 10 jurusan dan memulai perkuliahannya pada bulan september2013. Pada 9 Maret 2013, Surya University mengadakan Grand Launching di Grand Hyatt Hotel, Jakarta. Pada kesempatan itu Surya University pertama kali diperkenalkan sebagai universitas berbasis riset kepada publik oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D [19][20][21]. Pada 2014, Yohanes Surya mendirikan Sekolah Genius, sebuah sekolah untuk anak-anak yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

Matematika GASING

Melalui wadah Surya Institute, ia mengembangkan sebuah metode pembelajaran matematika secara Gampang, aSyIk dan MenyenaNGkan, disingkat GASING. Metode ini dibuat agar anak-anak lebih mudah dalam berhitung matematika dan mencintai ilmu matematika. Beberapa aktivitasnya untuk Matematika Gasing adalah

  • 1 Oktober2012, Surya Institute bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota Ambon, mengadakan acara “AMBON PANDAI MATEMATIKA”[22]. Sekitar 39.000 siswa dari 206 Sekolah Dasar Negeri dan swasta sekota Ambon berkumpul di Stadion Mandala Remaja, Karang Panjang untuk belajar matematika metode GASING. Acara ini juga memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk pembelajaran Matematika GASING dengan peserta terbanyak [23].
  • 23 Mei2015, Surya Institute bekerjasama dengan Super Bimbel GSC dan Kompas Gramedia mengadakan Pemecahan Rekor Dunia (Guiness World Record) untuk Gerakan Keluarga Pintar Matematika di Palembang Sports and Convention Center, Kota Palembang. Pada kesempatan itu Prof. Yohanes Surya, Ph.D. mengajar berhitung Matematika dengan Metode Gasing selama 2 jam dihadapan 2905 peserta, yang terdiri dari murid SMA, Guru-guru di daerah Palembang dan sekitarnya dan para pejabat daerah[24][25].

Staff Ahli Kementerian Koordinator Maritim

Yohanes Surya dipercaya oleh Menteri Koordinator Maritim Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan menjadi salah seorang staff ahli sejak tahun 2016.

Penghargaan

  • SUPERSEMAR Fellowship1982/1983.
  • Summer School Fellowship HUGS at CEBAF,Amerika Serikat pada tahun 1989,1990,1991.
  • Summer School Fellowship Dronten,Belanda 1992.
  • Summer School Felloship di TRIUMFKanada 1993.
  • CEBAF/SURA awardAmerika Serikat 1992 – 1993 (one of the best students in nuclear physics at the south east area of the USA).
  • Zable FellowshipAmerika Serikat 1993 – 1994.
  • Yayasan Pengembangan Kreativitas, Penghargaan Kreativitas2005 Atas Karya- karya Kreatifnya di Bidang Pendidikan, 1 Mei 2005.
  • Satyalancana Wira Karya, berhasil membinaTim Olimpade Fisika Indonesiadalam memperoleh 4 medali emas, 1 medali perak dan penghargaan Absolute Winner pada Olimpade Fisika Internasional ke-37 di Singapura serta 1 penghargaan The First Step to Nobel Prize, Juli 2006.
  • Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga Republik Indonesia, Partisipasi dan Sumbangsihnya untuk Kemajuan Bidang Kepemudaan dan Olah Raga Nasional,18 April 2007.
  • Metro TV Award
  • Harian MerdekaAward
  • Radio ElshintaAward
  • Penghargaan sebagai Best writer (penulis buku tercepat) dari Penerbit Mizan (Buku Mestakung) 2007
  • Award Pahlawan Masa Kini pilihan Modernisator dan Majalah Tempo 2008
  • Penghargaan “Icon Anak Muda”Radio TRAX FM 2009
  • Koran Jakarta Award dalam bidang Iptek dan Pendidikan 2009
  • Award “Tokoh Perubahan 2009” dariHarian Republika
  • Penghargaan Seputar Indonesia Social Transformer 2011
  • Penghargaan Kategori Tokoh Pendidikan AkademisiBNSP Competency Award 2012
  • Soegeng Sarjadi Awardon Good Governance 2013 kategori Tokoh Inspirator Publik untuk Kemajuan Sains

Darwin Silalahi
Darwin Silalahi alumni Departemen Fisika FMIPA UI, sejak tahun 2007 bekerja sebagai Country Chairman Shell Companies di Indonesia dan Presiden Direktur PT Shell Indonesia. Sebelumnya, selama 7 tahun bertugas sebagai Country CEO Booz Allen Hamilton Indonesia, perusahaan konsultan manajemen strategik ternama di dunia.
Menjadi CEO Shell Indonesia dan Country Chairman Shell Companies in Indonesia sejak 2007, Darwin sering disebut sebagai orang Indonesia pertama menduduki posisi tertinggi di perusahaan yang merupakan bagian dari Royal Dutch Shell plc – berbasis di Belanda-Inggris dan peringkat atas perusahaan terbesar dunia versi Fortune Global500. Selama kepemimpinan Darwin, Shell Companies in Indonesia telah berkembang pesat dari lingkup usaha sebelumnya terutama sebagai pemasar pelumas menjadi perusahaan energi terintegrasi dengan kehadiran secara signifikan di hulu dan hilir. Saat ini, selain sebagai pemimpin pasar dan investor terbesar diantara IOCs (international oil companies) di sektor hilir migas (pelumas, ritel/spbu, bbm industry dll), Shell telah hadir kembali sebagai salah satu pemain utama di sektor hulu (Masela PSC, Pulau Moa PSC).
Shell adalah perusahaan migas kedua tempat berlabuh Darwin, setelah di awal karier professionalnya bekerja sebagai ahli geofisika di BP (British Petroleum) selama lebih 9 tahun – termasuk penempatan 3 tahun di BP Houston (Amerika), London (Inggris) dan Aberdeen (Skotlandia). Pengalaman operasional Darwin tidak hanya di multinasional, tetapi juga perusahaan nasional. Walau merasakan berbagai kenyamanan di multinasional, Darwin tergerak untuk belajar keterampilan baru serta berkontribusi dalam pembangunan ekonomi Indonesia melalui konglomerat nasional dengan bekerja selama 4 tahun pada posisi Direktur di Dharmala Group dan Bakrie & Brothers.
Saat pertama kali Kementerian BUMN didirikan, Darwin merupakan satu dari beberapa professional swasta yang bergabung sebagai pemangku jabatan senior di pemerintahan. Darwin bekerja sebagai Direktur (6/1998 – 12/1999) dengan portofolio BUMN di sektor telekomunikasi, energi dan perhubungan, serta juga berperan signifikan dalam pengembangan blueprint reformasi keseluruhan BUMN menuju perusahaan berdaya saing kelas dunia. Karenanya, pengalaman kerja Darwin sering juga disebut serba lengkap – multinasional, konglomerat nasional dan pemerintahan.
Sebelum bekerja di Shell, Darwin selama 7 tahun lebih adalah CEO perusahaan konsultan manajemen stratejik Booz Allen Hamilton Indonesia (yang kemudian berubah menjadi Booz&Co dan sekarang dikenal sebagai Strategy&) – perusahaan berbasis di Amerika Serikat. Sebagai konsultan dan pembelajar-praktisi strategi dan kepemimpinan perubahan, Darwin memberi nasehat terkait isu isu strategis dan membantu para CEO atau pimpinan perusahaan dan pejabat pemerintah mengembangkan serta mengimplementasikan strategi dan program transformasi organisasi membangun daya saing kelas dunia.
Darwin menyelesaikan pendidikan Sarjana Fisika Universitas Indonesia tahun 1985, MBA dengan penghargaan tahun 1993 di University of Houston (Texas), MMR (Master of Management Research) di University of Western Australia (Perth) tahun 2007 dan AMP (Advanced Management Program) di Harvard Business School (Boston, Amerika Serikat) tahun 2003.
Lahir di desa Hinalang, kecamatan Balige, Sumatera Utara, 2 Mei 1962. Darwin dibesarkan dan menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di Siborong borong (Sumatera Utara) sebelum pindah ke Jakarta saat umur 15tahun. Darwin menikah dengan isteri Martha Tobing dan dikarunia dua anak, Nathania dan Daniel.

Haryo Sumowidagdo Ph.D
Suharyo Sumowidagdo alumni S2 Departemen Fisika saat ini bekerja sebagai research scientist di Department of Physics and Astronomy, University of California Riverside, serta sebagai anggota kolaborasi Compact Muon Solenoid(CMS) di CERN, Geneva, Swiss. Sebelumnya beliau juga menjadi anggota kolaborasi D0 di Fermi National Laboratory, AS.

Haryo Sumowidagdo Ph.D (lahir di Bali, 25 Oktober 1976; umur 44 tahun) adalah ilmuwan Indonesiayang bekerja di CERN (Conseil Européene pour la Recherche Nucléaire) atau European Organization for Nuclear Research. Sebuah komplek laboratorium percepatan partikel terbesar di dunia yang terletak di perbatasan antara Prancisdan Swiss, di sebelah barat Jenewa, yang terdapat ribuan ilmuwan terutama komunitas fisika partikel, melakukan eksperimen bersama. Haryo Sumowidagdo memperoleh gelar Ph.D dari Florida State University setelah menempuh S1 dan S2 di Universitas Indonesia. Setelah menamatkan studi, Haryo mendapat pekerjaan sebagai peneliti pascadoktoral di University of California, Riverside (UCR). Grup penelitian fisika partikel di UCR terlibat dalam eksperimen bernama CMS di CERN, dan ia akan ditempatkan di CERN. Tahun 2009, Haryo pindah dari Fermilab di Chicago ke CERN di Jenewa.

Kegiatan di CERN

Haryo Sumowidagdo di CERN berperan sebagai teknisi, pembimbing, dan fisikawan. Sebagai teknisi, ia menulis program kendali dan kontrol untuk alat eksperimennya. Alat eksperimen fisika partikel tidak dijual di toko. Sebagai pembimbing, ia membimbing dan menjadi tempat bertanya para mahasiswa program doktoral. Interaksinya dengan mahasiswa terjadi dua arah, karena ia juga kadang bertanya kepada mereka. Sebagai fisikawan, Haryo menganalisis data untuk melakukan pengukuran besaran fisika atau mencari penemuan baru dalam bidang fisika. Kemudian tentunya menulis karangan ilmiah dan mempublikasikannya di jurnal ilmiah.

Saat ini Haryo terlibat proyek Large Hadron Collider (LHC) secara tidak langsung. Ia menjadi anggota Compact Muon Solenois (CMS), sebuah eksperimen fisika partikel yang terletak di LHC. LHC sendiri merupakan bagian dari CERN. LHC merupakan sebuah akselerator/pemercepat zarah. Akselerator adalah sebuah mesin yang bisa mempercepat sesuatu. Seperti pedal gas di sebuah mobil yang bisa menaikkan kecepatan mobil dari diam ke kecepatan tinggi. Zarah (diadaptasi dari bahasa Arab) adalah sesuatu yang sangat kecil, tidak kasat mata, tetapi merupakan bahan baku yang menyusun semua benda yang kita lihat di sekitar kita. Di dalam LHC, zarah-zarah dipercepat sampai mendekati kecepatan cahaya. Zarah-zarah yang berkecepatan tinggi ini kemudian saling ditubrukkan. Dalam tubrukan tersebut bisa tercipta zarah-zarah lain yang kemudian dilihat oleh alat-alat eksperimen fisika partikel. LHC merupakan sebuah terowongan di bawah tanah yang membentuk lintasan lingkaran dengan diameter delapan kilometer. Bandara Soekarno-Hatta bisa diletakkan di dalam lingkaran LHC. Letak LHC adalah dekat kota Jenewa di Swiss. Sebagian dari lingkaran LHC berada di wilayah negara Prancis, sebagian lagi berada di wilayah negara Swiss.

Untuk bekerja di CERN harus menyelesaikan pendidikan sarjana. Kemudian meneruskan ke pendidikan pascasarjana dan bergabung dengan universitas/grup penelitian yang memiliki kegiatan penelitian di CERN. Ada banyak perguruan tinggi/lembaga penelitian (PT/LP) yang melakukan penelitian di CERN dari 66 negara. Ilmuwan di CERN berasal dari 66 negara yang memiliki institusi yang berpartisipasi dalam penelitian di CERN. Kemudian ada lagi orang dari luar 66 negara ini yang bekerja untuk salah satu PT/LP di 66 negara ini (seperti Haryo berasal dari Indonesia yang tidak memiliki PT/LP yang melakukan penelitian di CERN, tetapi ia bekerja untuk UCR yang melakukan penelitian di CERN). Saat ini ada warga negara dari 97 negara yang berada di CERN. CERN sendiri memiliki pegawai sekitar 2.500 orang, dan ada sekitar 10.000 orang yang berkunjung setiap tahun sebagai peneliti tamu. CERN merupakan salah satu organisasi internasional terbesar di Jenewa.

Drs. Karliansyah, M.Si
alumni Departemen Biologi FMIPA UI tahun 1995, bekerja di Kementerian Lingkungan Hidup, menjabat sebagai Sekretaris Menteri Lingkungan Hidup (Plt) Deputi II Menteri Lingkungan Hidup Bidang Pengendalian Pencemaran.
Sejak masih mahasiswa, MR Karliansyah sangat mencintai lingkungan. Tahun 1989, dia tergabung dalam Pusat Penelitian Sumber Daya Manusia dan Lingkungan Universitas Indonesia.
Karliansyah memulai kariernya sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) saat Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden. Tahun 1992, dia diangkat menjadi staf PNS di Direktorat Analisis Dampak Lingkungan (Amdal).
Karliansyah juga dibekali latihan untuk terlibat dalam mengevaluasi amdal skala besar seperti lahan 1 juta ha di Kalimantan Tengah dan PT Freeport Indonesia. Tahun 2000-2001, ia dipercaya menjadi direktur Amdal untuk Bapedal. Setahun kemudian, diangkat menjadi Kepala Pusat Pengembangan dan Penerapan Amdal.
Tahun 2003-2005, dia pindah ke Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sebagai Asisten Deputi Urusan Koordinasi Kebijakan Lingkungan Hidup. Setelah KLH digabung dengan Kementerian Kehutanan tahun 2015, Karliansyah diangkat menjadi Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) hingga sekarang.

Dr. Rasio Ridho Sani, M.Comm, MPM
alumni Departemen Kimia FMIPA UI, pernah menjabat sebagai Deputi IV Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, Limbah Berbahaya dan Beracun dan Sampah Kementrian Lingkungan Hidup.
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan dipimpin oleh Direktur Jenderal (Dirjen), Pada saat ini Dirjen Gakum dijabat oleh Dr. Drs. RASIO RIDHO SANI, M.Com., MPM.
Pada saat ini satu satunya kementerian yang memiliki Direktorat Jenderal Penegakan Hukum adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dengan nama Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan disingkat DITJEN PHLHK namun juga dikenal dengan sebutan DITJEN GAKUM.
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan bertugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penurunan gangguan, ancaman dan pelanggaran hukum lingkungan hidup dan kehutanan. (Pasal 1108 Permen LHK No. P. 18/MENLHK-II/2015 TTG Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan)

Tri Djoko Santoso
Tri Djoko Santoso alumni Departemen Matematika FMIPA UI, kini bekerja di LN Consulting sebagai Direktur Utama LN Consulting, Amerika Serikat.
Tri Djoko Santoso, CFP® merupakan figur yang tidak asing lagi di dunia IT dan keuangan. Beliau mengawali karier di IBM Indonesia dengan posisi akhir Marketing Development Manager SME. Beliau menjadi Vice President di PT Bank Bali dan kemudian Presiden Direktur PT Bali Life, Wakil Presiden Direktur PT Prudential Bancbali Life Assurance (1995-2000) dan Wakil Presiden Direktur PT Panin Life, Tbk. (2000-2010), dan Presiden Direktur PT Alto Network (2011-2017). Tri Djoko mendirikan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Financial Planning Standards Board (FPSB) Indonesia di tahun 2006. Lembaga ini memiliki lisensi penyertifikasi perencana keuangan ekslusif untuk Kawasan Indonesia dari FPSB Global yang berpusat di Denver, Amerika Serikat. Tri Djoko memiliki gelar sarjana dari program studi ilmu matematika Universitas Indonesia pada tahun 1983, serta gelar master dalam bidang finance dari Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Krida Wacana pada tahun 2016. Selain itu, Graduate Diploma life insurance dan Graduate Diploma financial planning dari sekolah keuangan terkemuka di Singapura, The Singapore College of Insurance tahun 2004 -2005. Tri Djoko memiliki 4 sertifikat global dalam bidang keuangan yaitu CFP® dari FPSB Indonesia, ChFC® dan CLU® dari The American College USA dan AEPP® dari SWWEPP United Kingdom dan EPPL Asia.

Prof. Drs. Jatna Supriatna, Ph.D
(lahir di Bali, 7 September 1951; umur 69 tahun) adalah seorang ahli zoologi dan biologi konservasi Indonesia. Ia juga seorang peneliti, dan dosen pada Fakultas MIPA Universitas Indonesia. Kini menjabat sebagai Ketua Pusat Penelitian Perubahan Iklim di Universitas Indonesia, Jatna Supriatna juga menjadi anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Pendidikan dan aktivitas
Jatna Supriatna menyelesaikan studi tingkat Sarjana Muda (1976) dan tingkat Sarjana (1978) pada Fakultas Biologi Universitas Nasional di Jakarta. Setelah lulus, ia bekerja di Lembaga Biologi Nasional LIPI sebagai peneliti, dengan kekhususan pada bidang herpetologi.

Mulai tahun 1981, Jatna Supriatna mengajar di Jurusan Biologi, Fakultas MIPA Universitas Indonesia. Kemudian pada tahun 1984, ia melanjutkan studi di University of New Mexico, Amerika Serikat. Gelar Master of Science (MSc) diperolehnya pada tahun 1986 dan gelar Doktor (Ph.D) pada tahun 1991 dalam bidang Biological Anthropology. Selama studi di Amerika ini, minatnya bertambah pada bidang ilmu primatologi.

Di samping meneliti dan mengajar, semenjak 1994 Jatna juga aktif mengembangkan program-program konservasi di Indonesia bersama Conservation International, suatu organisasi internasional non pemerintah di bidang konservasi. Bersamaan dengan itu, ia mengembangkan minatnya lebih jauh pada keanekaragaman hayati di wilayah Wallacea, terutama di Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya, serta proses-proses evolusi yang menyertainya.

Penghargaan

  • “Golden Ark Award” dariKerajaan Belanda atas jasanya dalam bidang konservasi alam
  • “Habibie Award” untuk bidang sains
  • “Ahmad Bakrie Award” untuk bidang sains

Takson bernama dirinya

Takson yang diberi nama olehnya

Buku-buku

Beberapa judul buku yang pernah ditulis, di antaranya:

  • Jatna Supriatna. (1981).Ular Berbisa Indonesia. Jakarta: Bhratara Karya Aksara. ix + 75 hlm.
  • Jatna Supriatna, & Edy Hendras Wahyono. (2000).Panduan lapangan primata Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 332 hlm.
  • Mochamad Indrawan, Richard B. Primack, Jatna Supriatna. (2007).Biologi Konservasi. Edisi revisi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. xvii + 626 hlm.
  • Jatna Supriatna. (2008).Melestarikan alam Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 482 hlm.
  • Sharon Gursky-Doyen, & Jatna Supriatna (Eds). (2010).Indonesian Primates. New York: Springer. DOI: https://doi.org/10.1007/978-1-4419-1560-3
  • Jatna Supriatna. (2014).Berwisata Alam di Taman Nasional. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 500 hlm.
  • Jatna Supriatna, & Rizki Ramadhan. (2016).Pariwisata primata Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. xvi + 316 hlm.

Catatan kaki

  1. ^McGuire, J.A.; R.M. Brown, Mumpuni, Riyanto, & N. Andayani. (2007). “The flying lizards of the Draco lineatus group (Squamata: Iguania: Agamidae): A taxonomic revision with descriptions of two new species”. Herpetological Monographs 21(1): 180-213. DOI: https://doi.org/10.1655/07-012.1
  2. ^Amarasinghe, A.A.T., A. Riyanto, Mumpuni & L.L. Grismer. (2020). “A new bent-toed gecko species of the genus Cyrtodactylus Gray, 1827 (Squamata: Gekkonidae) from the West Bali National Park, Bali, Indonesia”. Taprobanica, 09(01): 59-70. (laman ResearchGate)
  3. ^Brown, R.M., J. Supriatna & H. Ota. (2000). “Discovery of a new species of Luperosaurus (Squamata: Gekkonidae) from Sulawesi, with a phylogenetic analysis of the genus, and comments on the status of Luperosaurus serraticaudus“. Copeia 2000(1): 191-209. DOI: https://doi.org/10.1643/0045-8511(2000)2000[0191:DOANSO]2.0.CO;2
  4. ^Shekelle, M., Groves, S. Merker, & J. Supriatna. (2008). Tarsius tumpara: A new tarsier species from Siau Island, North Sulawesi”. Primate Conservation, 23: 55–64. DOI: https://doi.org/10.1896/052.023.0106
  5. ^Amarasinghe, A.A.T.; G. Vogel, J.A. McGuire, I. Sidik, J. Supriatna, & I. Ineich. (2015). “Description of a second species of the genus RabdionDuméril, Bibron & Duméril, 1854 (Colubridae: Calamariinae) from Sulawesi, Indonesia”. Herpetologica 71(3): 234-239, [Sep 2015]. DOI: https://doi.org/10.1655/HERPETOLOGICA-D-14-00058