Gagas Pengaplikasian Teknologi Geospasial Era Revolusi Industri 4.0, Mahasiswa FMIPA UI Raih Juara I pada Kompetisi Esai Nasional

Teknologi Geospasial memiliki peranan penting dalam menghadapi tantangan revolusi industri di masa mendatang, seperti halnya dalam memitigasi bencana. Teknologi ini menjadi faktor unggulan karena dapat menghubungkan dan mengintegrasikan berbagai data serta teknologi yang terkait dengan industri 4.0.

Sejalan dengan hal itu, pemanfaatan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Big Data Spasial turut berperan bagi perkembangan teknologi informasi geospasial, seperti memanajemen kebencanaan guna mengurangi kerugian material maupun non material, hingga pembangunan Indonesia berkelanjutan berdasarkan penerapan Kebijakan Satu Peta (One Map Policy).

Fakta tersebut menjadi latar belakang Hendun Naura S. mahasiswa dari program studi (Prodi) Geofisika FMIPA UI menggagas inovasi pengaplikasian teknologi geospasial, guna mengidentifikasi faktor penyebab tanah longsor untuk menentukan zona rawan bencana melalui pemanfaatan teknologi geospasial berupa Penginderaan Jauh (Remote Sensing), dan Geographic Informasi System (GIS).

Berkat inovasinya itu, Hendun berhasil meraih gelar juara 1 pada Festival Geofisika ITERA atau Geofest yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Geofisika (HMTG) Mayapada di Institut Teknologi Sumatera.

Melalui esai berjudul “APLIKASI TEKNOLOGI GEOSPASIAL DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DALAM MENGIDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB TANAH LONGSOR UNTUK MENENTUKAN ZONA RAWAN BENCANA PADA DAERAH KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT”, Hendun menjabarkan bahwa manfaat inovasi ini adalah untuk mengaplikasikan teknologi geospasial dalam memetakan zona rawan longsor di Kabupaten Bogor, sehingga dapat dilakukan kajian lebih lanjut dalam upaya pengembangan ataupun rekayasa pemanfaatan lahan terhadap suatu wilayah.

“Saya membawakan inovasi berupa pengaplikasian teknologi geospasial di era revolusi industri 4.0 dalam menentukan zona rawan bencana tanah longsor”. ujarnya kepada tim Humas FMIPA UI.

Ia mengklaim gagasannya tersebut mampu menghasilkan output berupa informasi yang dibutuhkan masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya dalam melakukan memanajemen kebencanaan sehingga dapat meminimalisir risiko terjadinya bencana longsor, menekan jumlah korban, sekaligus dapat mengidentifikasi kebijakan yang tepat dalam upaya pengembangan wilayah.

“Yang membuat inovasi ini unik dibanding yang lain mungkin karena pengembangan teknologi ini penting dan bermanfaat bagi masyarakat untuk memanajemen suatu kebencanaan supaya dapat meminimalisir risiko dan mengembangkan wilayah yang rawan bencana.” imbuhnya.
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari geologi, curah hujan, tata guna lahan, dan kemiringan lereng. Pengolahan data menggunakan software ArcGIS.

Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan overlay untuk memperoleh peta rawan longsor. Peta ini diperoleh dari kombinasi beberapa parameter faktor penyebab terjadinya tanah longsor. Analisis dengan multi-kriteria atau multi-data untuk mendapatkan klasifikasi kerawanan dan zona aman serta menemukan area yang sesuai.

“Hasil yang diperoleh berupa peta wilayah rawan longsor, untuk selanjutnya dikaji langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi risiko dan meminimalisir korban serta kerugian akibat bencana lain terkait longsor di masa mendatang”. lanjutnya.

Berdasarkan pengaplikasiannya, diperoleh bahwa Kabupaten Bogor memiliki kerawanan longsor cukup tinggi. Berdasarkan peta rawan bencana, disarankan perlu dilakukan kajian lebih lanjut apakah diperlukan pengembangan wilayah ataupun rekayasa dalam pemanfaatan lahan di wilayah tersebut untuk meminimalisir korban dan kerusakan di masa yang mendatang.

“Menurut saya, ada banyak manfaat yang bisa saya dapatkan dari mengikuti lomba, seperti dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman, mengevaluasi kemampuan, dan dapat menambah relasi. Selain dari banyak manfaat tadi, kita juga dapat menambah daftar pengalaman dalam CV dan berkesempatan juga untuk mendapatkan reward.” jelasnya.

Sebagai informasi, Festival Geofisika ITERA atau Geofest merupakan festival geofisika terbesar yang diadakan setahun sekali oleh HMTG Mayapada di Institut Teknologi Sumatera. Selain kompetisi esai, terdapat dua cabang lainnya yaitu kompetisi desain poster dan kompetisi geophoto.

Adapun timeline lomba dimulai dari registrasi dan pengumpulan esai pada tanggal 25 Oktober-10 November 2021, kemudian penjurian pada tanggal 11 November -14 November 2021, dan pengumuman pemenang pada tanggal 20 November 2021 yang diumumkan secara langsung melalui Zoom Meeting saat Grand Webinar dari perlombaan.

 

Artikel disusun oleh : Arrizqy Nadya Khairunissa Yulianto (Geografi 2019)

Editor : Tim Humas FMIPA UI.