Geografi FMIPA UI Meriahkan Dies Natalis ke 62

Departemen Geografi Universitas Indonesia menggelar puncak perayaan Dies Natalis ke 62 tepat di hari jadinya, Sabtu (27/11/2021) melalui rangkaian acara akbar tahunan, yakni Geography Days.

Salah satu rangkaian acara Geography Days 2021, yakni Geographic National Society Summit (GNSS) menampilkan webinar utama sebagai rangkaian lanjutan dari dua mini webinar sebelumnya. Acara yang dihadiri oleh hampir 200 partisipan melalui platform Zoom Meeting tersebut berjalan dengan sukses.

Kegiatan diawali oleh sambutan Dr. Rokhmatuloh S.Si., M.Eng selaku Pejabat Dekan Fakultas MIPA UI. Dalam sambutannya beliau menyampaikan “Acara ini menjadi sesuatu yang sangat penting bagi kita, di mana pada tahun 2030 mendatang, Indonesia diharapkan mampu mencapai carbon net sink. Target tersebut tentu men-challenge kita semua, terutama bagi bidang ilmu geografi yang sangat berperan di dalamnya.” 

Geographic National Society Summit (GNSS) sekaligus menjadi puncak acara Dies Natalis ke-62 Departemen Geografi FMIPA UI. Kegiatan ini menghadirkan sejumlah pembicara yang tidak kalah menarik dari mini webinar sebelumnya.

Pada sesi pertama, kegiatan dimulai dengan pemaparan materi oleh Dr. Dodo Gunawan, DEA (Kepala Pusat Perubahan Iklim BMKG) yang membahas mengenai perubahan iklim di Indonesia serta peran dan strategi BMKG dalam menangani krisis iklim. Sesi tersebut dipandu oleh Mba Fathia Hashilah, M.Env, Dosen Geografi UI, selaku moderator.

Climate change sudah terjadi di Indonesia dan dunia. udah mengakibatkan suhu tinggi dan cuaca ekstrim. Indonesia sudah command untuk mengurangi emisi rumah kaca melalui NDC. Kita (BMKG) memiliki projection data yang bisa digunakan semua orang untuk turut mengatasi climate change.” jelas Dr. Dodo dalam pemaparannya.

Paparan materi kemudian dilanjutkan oleh Canserina Kurnia selaku Senior Solution Engineer Esri Global.  Pada kesempatan yang sama, Canserina membahas tentang peran teknologi GIS khususnya Esri dalam menangani krisis iklim.

“Dengan GIS, semua orang dapat berpartisipasi untuk mengatasi permasalahan iklim. Masyarakat dapat menggunakan dashboard Esri untuk mengoptimalisasi data dari berbagai tempat  dalam upaya mencari solusi dan memberikan advice bagi para pembuat kebijakan.” ujar Bu Canserina.

Sebelum menutup sesi pertama, moderator membuka sesi tanya jawab untuk para peserta. Sesi kedua, acara dipandu oleh Nurul Sri Rahatiningtyas, S.Si., M.Si. selaku Dosen Geografi UI.

Pemaparan materi pada sesi kedua diawali oleh Abdul Gafar (Peserta peninjau COP26 WALHI) yang membahas secara spesifik mengenai COP26 dan peran masyarakat dalam kontribusi penanganan krisis iklim. Diiringi oleh pembicara kedua, Iqbal Putut Ash Shidiq, S.Si, M.Si (Dosen Geografi UI) yang memaparkan mengenai penginderaan jauh dan peran geografi dalam menangani krisis iklim.

Antusiasme peserta yang terus meningkat tercermin melalui ramainya pertanyaan yang dilontarkan kepada dua pembicara pada sesi kedua. Sebelum menutup rangkaian kegiatan, moderator juga mempersilakan kedua narasumber memberikan closing statementnya.

“Kita bisa mengambil peran sekecil apapun. Namun, inisiatif kecil tersebut tetap harus didorong menjadi gerakan yang lebih besar. Sebagai contoh zero waste lifestyle yang kita lakukan sudah satu langkah maju, namun kita harus lanjut ke step berikutnya untuk mendorong perubahan kebijakan dengan ambisi yang lebih serius. Waktu kita tidak banyak. Mari kita bersama-sama mengupayakan agar negara maju lainnya dapat turut mengurangi emisi sebelum tahun 2030!” seru Abdul Gafar.

Sementara itu, sebagai penutup sesi, Iqbal menyampaikan tentang pentingnya kolaborasi dalam memerangi krisis iklim.

“Langkah pertama adalah kita perlu melek dengan apa yang sebetulnya telah terjadi (krisis iklim). Solusinya adalah usaha kolaborasi. Tidak hanya mendorong pemerintah Indonesia, namun juga negara lain. Kita perlu usaha bersama untuk memerangi permasalahan iklim. Geografer, sebagai salah satu aktor, mungkin tidak bisa bergerak sendiri. Kita membutuhkan elemen lain yang bisa kita komunikasikan hingga tercipta gerakan bersama.” kata Iqbal.

Geographic National Society Summit (GNSS) merupakan salah satu rangkaian dari acara The 13th Geography Days. Acara tersebut diadakan secara daring, meliputi dua mini webinar dengan tema “Climate Crisis 1.0: Laut Rusak, Dunia Terdampak” dan “Climate Crisis 2.0: Mulai Kelola untuk Cegah Bencana” serta webinar utama dengan tema “Collaborative Efforts and Innovation for Climate Crisis” GNSS akan dihadiri oleh pakar sesuai dengan bidangnya yang berasal dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta sebagai bentuk kolaborasi dalam menghadapi permasalahan krisis iklim.