Minamaterik, Pupuk Buatan FMIPA UI Sebagai Upaya Tingkatkan Hasil Bandeng di Desa Pantai Bahagia

Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) yang terdiri atas Dimas Haryo Pradana, M. Si., Dr. Retno Lestari, M.Si., Dr. rer. nat. Mufti Petala Patria, M.Sc, serta delapan anggota mahasiswa hadir secara langsung di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi pada Senin, 20 Juni 2022.

Kehadiran tim di lokasi adalah untuk membantu para petani tambak bandeng (Chanos chanos  Forsk.) dalam memaksimalkan hasil tambak melalui inovasi minametrik.

Minametrik adalah inovasi yang diramu empat dosen Universitas Indonesia dengan khasiat sebagai pupuk, suplemen, dan obat untuk pencegahan penyakit pada ikan dan udang.

Program pengmas ini berkolaborasi dengan Yayasan Pandu Cendekia, dan mendapat dukungan pendanaan dari Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia (DPPM UI).

Ketua tim, Dimas, mengatakan kegiatan ini menyusul keberhasilan program dengan inovasi serupa pada tambak udang windu (Penaeus monodon) yang telah dilakukan tim pada bulan Juni hingga September tahun 2020 lalu di lokasi yang sama.

“Pupuk minametrik dan sistem tambak semi intesif pada budidaya udang windu tahun 2020 lalu berhasil menyelesaikan permasalahan para pembudidaya di Desa Muara Bahagia dengan peningkatan produktivitas udang windu sehingga mengerucut pada peningkatan roda ekonomi masyarakat di tengah pandemi COVID-19,” kata Dimas kepada tim Humas FMIPA UI.

“Tambak tersebut kita rancang secara semi intensif, dimana pada tepi tambak kita bentuk tembok tapi bagian bawahnya tetap tanah. Jadi kami memberikan nutrisi pada tanah tersebut dan bandeng itu sendiri” kata Dimas menerangkan metode minametrik pada tambak bandeng.

Tim berharap program ini juga dapat berhasil seperti yang dilakukan sebelumnya pada tambak udang windu. Kualitas hasil tambak yang unggul dan kuantitas panen yang meningkat, tentunya dapat mendorong perekonomian petani tambak.

Sementara itu, masyarakat di Desa Desa Pantai Bahagia mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan laut lepas dan petani tambak, sehingga menggantungkan hidupnya dari hasil laut dan tambak.

Ikan bandeng (Chanos chanos Forsk.) menjadi salah satu jenis ikan yang hidup di air payau yang menjadi pilihan masyarakat untuk ditambakkan karena sifatnya yang mudah beradaptasi dan mengandung gizi tinggi.

Oleh karena itu, melalui program pengabdian masyarakat ini diharapkan menjadi sarana edukasi dan pengenalan teknik budidaya bandeng dengan sistem semi intensif dan menggunakan pupuk minametrik sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan menunjang perekonomian masyarakat setempat.

Mahmud sebagai salah satu petambak di Desa Pantai Bahagia mengaku bahwa hasil panen bandeng belakangan ini kurang memuaskan karena hasil panen tidak mencapai target.

“Target dari pelepasan nener 100% kemarin kita coba lepas 17.000, targetnya minimal 10.000, sekitar 80%. Tapi hasilnya cuma sekitar 60% dengan 8.000-10.000 ikan hidup.” ujarnya.

Menurut Mahmud hasil panen yang kurang optimal tersebut disebabkan karena faktor cuaca dan pakan alami yang kurang sesuai, baik dari harga pasaran maupun kualitas. Namun, berkat sosialisasi tambak minametrik yang dilakukan tim pengmas FMIPA UI, hasil panen mulai meningkat pesat dan optimal.

Mahmud juga menjelaskan, harga pakan saat ini mengalami kenaikan dari yang semula Rp210.000 per sak, kini Rp235.000 per sak. Hal itu tentu menjadi tantangan dari segi kemampuan ekonomi petani tambak, sehingga pemberian pakan per hektar yang biasanya dapat diberikan 200 sak sampai 300 sak per hektar harus dikurangi.

“Kita butuh support terutama dari pemerintah sendiri, harga pakan saat ini sudah tidak normal.” Lanjut Mahmud.