Tim Mahasiswa FMIPA UI Kembali Raih Juara Pertama Cigna Innovation Competition

Tiga mahasiswa program studi (prodi) Ilmu Aktuaria FMIPA UI angkatan tahun 2020 yang tergabung dalam tim Bulbah, yaitu Dylan Arlen Tunggatama, Carissa Angelina Susanto, dan Intan Juwitahari berhasil meraih juara pertama Cigna Innovation Challenge 2021.

Hal itu diumumkan langsung oleh PT. Asuransi Cigna sebuah perusahaan layanan kesehatan global yang berbasis di New York selaku penyelenggara dalam acara Winner Announcement Ceremony yang diselenggarakan secara daring pada tanggal 20 Desember 2021.

Tim Bulbah berhasil mempertahankan gelar juara yang pada tahun sebelumnya diraih oleh A3 Team yaitu Gracella Jovita dan Justine Kael Tanady.

Tujuan diselenggarakannya kompetisi ini adalah sebagai bentuk ajakan kepada seluruh generasi muda Indonesia untuk memberikan gagasan dan inovasi terbaru dalam dunia industri asuransi yang sejalan dengan perkembangan zaman dan perubahan teknologi yang terus terjadi.

Ada tiga tema yang ditawarkan kepada para kontingen yaitu: Program untuk Meningkatkan Situasi Finansial Komunitas Masyarakat di Indonesia, Inovasi Produk Asuransi Jiwa Sesuai Pilihanmu, dan Membangun Keterikatan dengan Nasabah dan Calon Nasabah. Dari ketiga tema tersebut, tim Bulbah yang diketuai Dylan ini memilih tema “Inovasi Produk Asuransi Jiwa Sesuai Pilihanmu”.

Dylan dan tim menggagas suatu fitur digital yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna aplikasi e-commerce dalam menggunakan metode pembayaran paylater. Fitur tersebut diberi nama SafeLater.

Dengan adanya Safelater memungkinkan pengguna aplikasi mendapatkan jaminan bahwa cicilan dari paylater ataupun pinjaman tersebut akan lunas apabila pengguna aplikasi tersebut mengalami ketidakmampuan dalam membayar sebelum cicilannya lunas, baik dikarenakan meninggal dunia ataupun mengalami cacat seumur hidup.

Ketua tim Dylan mengatakan bahwa ada tiga hal yang menjadi latar belakang digagasnya fitur SafeLater ini, yaitu meningkatnya digitalisasi dalam setiap aspek kehidupan, sistem paylater yang tumbuh dengan cepat selama pandemi, dan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memiliki asuransi jiwa di masa pandemi.

Sedangkan konsep dari fitur ini, kata Dylan dan rekan satu timnya, diadopsi dari asuransi pinjaman di bank yaitu produk asuransi yang memberikan jaminan kepada kreditur jika terjadi resiko gagal bayar oleh debitur karena meninggal dunia atau cacat total tetap akibat sakit atau kecelakaan.

“Idenya itu, sekarang kan di bank ada yang namanya asuransi pinjaman. Jadi, ketika seseorang meminjam sejumlah uang, lalu peminjam meninggal dunia, maka pinjamannya itu dipastikan lunas. Nah, kita ambil ide dari situ, dimana kita memasukkan asuransi jiwa ini ke dalam (metode pembayaran) paylater”. kata anggota tim Intan.

“Saat ada seseorang yang menggunakan paylater, kemudian cicilan dari paylater nya belum lunas dan orang tersebut meninggal dunia, maka cicilannya dapat terhitung lunas. Itu sih konsep utama kita” imbuhnya.

Lebih lanjut, Dylan dan tim mengatakan bahwa saat ini paylater memang sedang menjadi sistem pembayaran primadona di berbagai layanan aplikasi. Tak hanya bagi pengguna tapi juga penyedia jasa itu sendiri.

Keuntungan fitur Safelater pada paylater dari sisi pengguna kata Dylan sebagai jaminan pelunasan jika terdapat kondisi gagal bayar.

Sedangkan dari sisi penyedia jasa, fitur ini akan meningkatkan minat pengguna dalam membeli produk dan bertransaksi menggunakan sistem paylater.

Meski sukses meraih gelar juara pertama, namun ada tantangan yang harus dihadapi tim untuk sampai pada pencapaian tersebut. Tantangan terberatnya, kata Dylan adalah ketika harus menentukan formulasi dan melakukan simulasi penghitungan premi yang akan diberlakukan ke user.

“Kalau tantangan terberat sih waktu kita coba (simulasi) hitung premi ya. Di sini kami benar-benar ditantang untuk menerapkan apa yang telah kami pelajari di perkuliahan sehingga bisa direalisasikan di dunia industri”. kata Dylan.

“Jadi, kami harus (melakukan) studi literatur lagi, dan cari-cari rumus lagi gitu untuk menghitung premi seperti apa,” lanjutnya.

Menutup wawancaranya dengan Tim Humas FMIPA UI, tim Bulbah berharap agar pengalaman ini dapat menambah jam terbang mereka dalam mengikuti berbagai kompetisi di waktu yang akan datang. Kesempatan mengikuti perlombaan ini merupakan ajang bagi mereka dalam mengeksplor lebih jauh lagi mengenai dunia industri asuransi.

Dekan FMIPA UI Dede Djuhana, Ph. D. mengapresiasi pencapaian ketiga mahasiswanya yang mampu mempertahankan posisi FMIPA UI pada gelar juara pertama tersebut. Ia menilai bahwa inovasi yang dibawakan tim Bulbah cukup relevan dengan kebutuhan industri asuransi.

“Tentunya kami bangga dan bersyukur atas pencapaian tim FMIPA UI, mereka mampu mempertahankan gelar juara pertama kompetisi CIGNA itu patut diapresiasi. Pencapaian ini bagi kami telah membuktikan bahwa inovasi yang mereka gagas cukup relevan dengan kebutuhan perusahaan asuransi di masa sekarang ini.” kata Dede.

Ia juga menegaskan bahwa mahasiswa prodi ilmu aktuaria FMIPA UI harus mampu menyelesaikan persoalan teoritis maupun terapan dalam ilmu aktuaria, dan beradaptasi terhadap perkembangan konsep ilmu aktuaria baik dalam asuransi jiwa, asuransi umum maupun manajemen risiko, sehingga diharapkan dapat meningkatkan daya saing di tingkat regional sesuai dengan keilmuan yang dibekali oleh para pengajar dan pembimbing di kampus.

Sebagai informasi, rangkaian CIGNA Innovation Challenge diselenggarakan mulai tanggal 1 September 2021 dan berakhir pada tanggal 20 Desember 2021 dengan agenda pengumuman pemenang. Kompetisi ini melibatkan oleh 50 tim mahasiswa yang tersebar dari seluruh Indonesia sebagai peserta.

 

Artikel disusun oleh Kontributor Humas FMIPA UI : Theo Andita Nugraha (Statistika 2017)

Editor : Tim Humas FMIPA UI