Guru Besar FMIPA UI Terima Penghargaan Internasional dari Aliansi Universitas Leiden-Delft-Erasmus

Prof. Jatna Supriatna, Ph.D., Guru Besar bidang Biologi Konservasi sekaligus Direktur Institute for Sustainable Earth and Resources (ISER) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) kembali mendapat apresiasi di kancah internasional. Pemberitahuan perihal penghargaan ini diterima Prof. Jatna melalui surat pemberitahuan yang dikrim oleh Prof. Wim van den Doel Dean of Leiden-Delft-Erasmus (LDE) Universities Alliance, pada tanggal 27 September 2023 lalu.

Kali ini, beliau mendapat anugerah The 2023 Bosscha Medal dari dewan aliansi Leiden-Delft-Erasmus (LDE) yang dibentuk oleh Prof. Marleen Dekker (Leiden Universitas), prof. Jurian Edelenbos (Universitas Erasmus Rotterdam) dan prof. Merle de Kreuk (TU Delft), atas sumbangsihnya luar biasa di bidang penelitian ilmiah, pendidikan dan kolaborasi internasional untuk menggerakkan konservasi alam dan keberlanjutan lingkungan.

Prof. Jatna menerima penghargaan secara simbolik pada Senin (23/10/2023) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Tangerang Selatan, dalam konferensi ilmiah berskala internasional yaitu BRIN-LDE Academy 2023, bertema “The Smart Sustainable, and Health City in Indonesia) uang diselenggarakan oleh Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humasniora, Badan Riset dan Inovasi Nasional (OR IPSH BRIN). Penghargaan diserahkan langsung oleh Prof. Wim van den Doel kepada Prof. Jatna.

“Saya sudah 40 tahun bergelut di bidang biologi konservasi, sepanjang perjalanan itu saya bersyukur, bahwa upaya dan perjuangan saya tersebut dapat dilihat dirasakan oleh masyarakat Indonesia dan dunia. Banyak penghargaan baik nasional maupun internasional yang saya dapatkan. Saya kira pencapaian-pencapaian sebelumnya itu yang menjadi pertimbangan pemberian penghargaan ini,” kata Prof. Jatna kepada tim Humas FMIPA UI.

Pejuang lingkungan tersebut berpendapat bahwa permasalahan utama perkembangan ilmu biologi konservasi di Indonesia adalah masih minimnya keterlibatan para akademisi dalam menentukan keputusan-keputusan strategis pembangunan pemerintah.

Keprihatinannya itu juga pernah beliau kemukakan dalam pidato pengukuhan guru besarnya yang berjudul “Peran Biologi Konservasi Mendukung Pembangunan Berkelanjutan” pada Maret 2017 lalu, di Kampus UI, Depok.

“Pelestarian lingkungan yang dilakukan berbasis pendekatan ilmiah akan mengurangi kesalahan yang tidak perlu dalam proses pelaksanaan, walaupun memakan biaya yang relatif lebih mahal,” imbuhnya.

Aliansi Universitas LDE menganugerahkan penghargaan medali Bosscha kepada para ilmuwan dan cendekiawan yang telah memberikan kontribusi luar biasa terhadap kerja sama internasional di bidang penelitian dan pendidikan antara Belanda dan negara-negara Selatan.

Dewan aliansi LDE menilai, bahwa Prof. Jatna secara konsisten telah memberikan contoh yang sangat penting tentang cara menggabungkan keunggulan ilmiah, dan pengajaran untuk dampak sosial yang kritis. Berkat dedikasinya, konservasi alam dan dampak perubahan iklim dan penggunaan lahan terhadapnya agenda politik Indonesia selama beberapa dekade terakhir dan dampak penting terhadap konservasi telah tercapai.

Tak hanya itu Wim van den Doel dalam surat pemberitahuannya menegaskan bahwa Prof. Jatna telah meningkatkan perhatian pada isu penting di bidang konservasi, baik di dunia akademis maupun masyarakat secara luas.

Prof. Jatna juga dipandang sebagai pendukung penting dalam mempertahankan dan meningkatkan hubungan antara Universitas Leiden dan UI melalui kegiatan penelitian bersama dan pendidikan, pada program sekolah musim panas/musim dingin. Dengan pengajaran peer-to-peer, menyusun sebuah kelompok mahasiswa dan cendekiawan interdisipliner, serta pertukaran pemangku kepentingan lokal, guna menciptakan lingkungan belajar yang mampu mendorong mahasiswa menjadi agen perubahan, sekaligus membekali mereka pemahaman mendalam tentang konservasi alam dan keberlanjutan lingkungan.

Meski telah purna tugas sebagai pengajar di UI, Prof. Jatna tetap aktif membagikan pandangannya mengenai kepentingnya konservasi llingkungan dengan hadir sebagai pembicara kunci baik di berbagai seminar maupun diskusi publik yang mengangkat isu lingkungan. Executive Director DIPI (Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan Ketua Pembina Yayasan Konservasi Indonesia tersebut juga tercatat sebagai juri ajang The Indonesia Sustainable Tourism Awards (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) sejak 2018.