Dr. Anawati Tokoh Inspirasional FMIPA UI Raih Penghargaan Achmad Bakrie 2019

Dr. Anawati Dosen Fisika FMIPA UI dinobatkan sebagai tokoh inspirasional dan dianugerahkan penghargaan Achmad Bakrie XVII yang digelar pada hari Rabu (14/8/2019), di Gedung Djakarta Theatre, Thamrin, Jakarta Pusat.

Penghargaan tersebut diraih Dr. Anawati berkat riset nya tentang Tubular Anodic Aluminium Oxide (AAO) dan gagasannya memanfaatkan teknologi pelapis bahan lokal. Melalui riset itu ia menolong masyarakat Sumbawa dari kualitas air yang hampir sebagiannya terkontaminasi logam berat.

Dr. Anawati memulai karier penelitinya saat menempuh pendidikan S2 di Swedia, ia lalu melanjutkan pendidikan jenjang S3 di Norwegia. Setelah meraih doktornya di Norwegia, Dr. Anawati berkiprah di Jepang dan Amerika Serikat.

Di Ohio Amerika Serikat dan Jepang, ia mendapatkan proyek penelitian untuk industri. Dengan bekal tersebut, Dr. Anawati kembali ke Tanah Air untuk memanfaatkan ilmu dan pengalamannya. Untuk kemajuan risetnya, Dr. Anawati memboyong topiknya ke Departemen Fisika, Universitas Indonesia.

Dalam sambutan penerimaan penghargaan, Dr. Anawati menyampaikan dirinya mendirikan organisasi non-profit Sai yang dalam bahasa Sumbawa artinya nomor satu, Sumbawa Academia Institute.

Melalui organisasi yang didirikannya, ia melakukan kegiatan semacam pelatihan dan pendidikan non-formal untuk siswa-siswi SD dan SMA diantaranya pelatihan olimpiade sains, pelatihan bahasa Inggris, dan penulisan karya ilmiah.

“Untuk keberlangsungan kegiatan di Sumbawa kami mendirikan organisasi non-profit Sai dalam bahasa Sumbawa artinya nomor satu, Sumbawa Academia Institute yang mana kami banyak melakukan kegiatan semacam pelatihan dan pendidikan non-formal untuk anak SD dan SMA seperti pelatihan olimpiade sains kemudian pelatihan bahasa Inggris, penulisan karya ilmiah,”. jelas Dr. Anawati.

Ketua Program Studi (Prodi) S1 Fisika FMIPA UI ini juga mengungkapkan bahwa sains merupakan dunia yang sudah disukainya sejak kecil. Itu juga yang membuat dirinya menjadi peneliti dan akademisi. Ia juga berbagi cerita pengalamannya saat menimba ilmu di empat negara maju yang mengandalkan pembangunan Sumber Daya Manusia.